Walikota Palangka Raya Cegah Perundungan Dengan Penguatan Akhlak dan Moral

Kontribusi dari Martiana Winarsih, 15 April 2019 11:10, Dibaca 2 kali.


MMCKalteng - Palangka Raya – Kasus perundungan atau bully menimpa korban remaja perempuan dengan inisial Ad, salah seorang siswi SMP di Pontianak yang dikeroyok oleh siswi lainnya di kota tersebut menjadi perhatian nasional.

Dukungan untuk korban dan pemberantasan bully pun dikumandangkan serta terlontarkan di banyak media sosial. Peristiwa di provinasi daerah tetangga itu juga tak luput dari perhatian  Wali Kota Palangka Raya, Fairid Naparin.

(Baca Juga : Pemkab Gumas Terima Kunjungan Kerja dari Tim Desk Pilkada Provinsi Kalteng)

Orang nomor satu di kota yang berjulukan Kota Cantik ini mengaku sangat prihatin dengan masih adanya kasus perundungan terhadap anak didik di negeri ini.

“Meskipun kasus ini bukan terjadi di Kota Palangka Raya, namun harus menjadi perhatian kita semua. Baik pemerintah dan masyarakat, terkhusus orang tua untuk memberikan penguatan moral anak didik,” ungkapnya, Sabtu (14/4/2019).

Fairid pun berharap agar kasus perundungan dan penganiayaan yang dialami siswi SMP di Pontianak tersebut adalah yang terakhir dan jangan sampai terjadi, khususnya di lingkungan sekolah-sekolah tempat peserta didik belajar.

Untuk mencegah itu terjadi, maka peran penting orang tua serta guru disekolah agar senantiasa memberikan penguatan akhlak dan moral serta penguatan nilai agama yang baik kepada anak didik sehingga tidak tergerus dari dampak negatif yang bisa menyesatkan.

“Kasus perudungan ini jangan sampai diabaikan, namun wajib menjadi bagian penting bagi orangtua dan pendidik dalam hal pengawasan terhadap anak didik,” tegasnya.

Harus diakui kata Fairid, ditengah era modern saat ini membawa banyak pengaruh dalam kehidupan sosial masyarakat. Bahkan  perkembangan serba digital melalui media sosial telah membawa jalur komunikasi terbuka dengan leluasa dimanfaatkan masyarakat, termasuk para pelajar.

Hanya saja, pengawasan ketat harus diberlakukan karena sodoran era kekinian tersebut menggerus pola pikir yang tidak sehat.

“Intinya orangtua dan pendidik selalu melakukan pengawasan melekat disaat teknologi dimanfaatkan dengan bebas oleh anak didik. Hanya saja kontrol dan respon harus diterapkan manakala ada perubahan yang bisa merusak jiwa generasi,” ucapnya.

Ditambahkan Fairid, peran penting semua pihak sangat diharapkan dalam hal memberikan perlindungan kepada para generasi penerus. Koordinasi untuk mencegah hal-hal yang berdampak bagi penurunan moral harus dicegah dengan penguatan dan sinergi antara pemerintah dengan masyarakat. (MC. Isen Mulang)

Martiana Winarsih

Merupakan salah satu kontributor di Multimedia Center Provinsi Kalimantan Tengah.

Berita Lainnya
Berita Terbaru
Radio Corner

Facebook