Sekilas Info
Kontribusi dari Kemenag Kalteng, 07 Mei 2021 14:42, Dibaca 836 kali.
MMCKalteng – Palangka Raya – Pembimas Buddha Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Kalimantan Tengah, Partiyem mengatakan, salah satu cara umat Buddha mengawal moderasi beragama adalah dengan menjaga harmoni dalam suasana perbedaan di kehidupan masyarakat. Menurut Partiyem, dirinya berkali-kali mengingatkan hal itu ketika bertemu umat Buddha di berbagai daerah.
“Misalnya ketika saya berbicara di depan belasan umat Buddha di Vihara Brahma Vajra, Desa Pager, Rakumpit, Palangka Raya, pada Kamis (6/5/2021),” ucap Partiyem di ruang kerjanya, Jumat (7/5/2021).
(Baca Juga : Lapas Palangka Raya Ikuti Rakor Deputi V/Kamtibnas dengan Instansi Penegak Hukum se-Provinsi Kalteng)
Partiyem melanjutkan, di bulan ini umat Buddha menyambut Waisak 2556 BE dengan melaksanakan Atthasila atau puasa dalam agama Buddha selama satu bulan penuh sampai 26 Mei. Bersamaan dengan umat Islam yang melaksanakan ibadah puasa Ramadhan.
“Tentu ada perbedaan antara Atthasila atau puasa dalam agama Buddha dengan puasa dalam agama Islam. Tapi ini tidak perlu ungkit perbedaannya, namun kita kedepankan harmoni dan kebersamaannya,” pinta Partiyem.
“Setiap kondisi pasti ada perbedaan dan perbedaan itulah yang unik, yang membuat kita harmoni,” tambahnya.
Dijelaskan, hidup di negara yang multi suku, bangsa, bahasa, agama dan perbedaan lainnya memerlukan sikap menghormati perbedaan itu. Jangan sampai perbedaan yang dikedepankan, dan menjadi faktor pemecah.
“Inilah kehidupan kita yang perlu kita renungi, yang selalu harmoni itulah moderasi mau menerima kondisi yang berbeda apapun yang lainya karena kita memang berbeda. Tapi di tengah perbedaan itu kita memiliki kesamaan, yakni sebagai anak bangsa yang sama,” jelas Partiyem.
“Bagaimanapun kita memang berbeda, yang beda jangan disamakan dan yang sama jangan dibedakan,” imbuh Partiyem.
Partiyem mengaku memberikan apresiasi kepada umat Buddha di Desa Pager karena tetap bersemangat menjalani kehidupannya. Walaupun jauh dari kota, namun tetap aktif turut mengawal moderasi beragama yang menjadi program pemerintah. (Teguh)