Rektor UPR : Seni Tidak Pernah Lapuk Oleh Zaman

Kontribusi dari Martiana Winarsih, 10 Oktober 2019 21:05, Dibaca 6 kali.


MMCKalteng, Palangka Raya – Program Studi Pendidikan Seni Drama Tari dan Musik (Prodi Sendratasik), Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Palangka Raya (UPR) menyelenggarakan kegiatan dengan tajuk ‘Pekan Imiah dan Seni  FKIP 2019’.

(Baca Juga : Pemko Laksanakan Evaluasi dan Verifikasi PTT )

Kegiatan yang  mengambil tempat  di lingkungan kampus Prodi Sendratasik FKIP UPR, Jalan RA Kartini Kota Palangka Raya, Kamis (10/10/2019)  pagi, dibuka secara resmi oleh Rektor UPR Andrie Elia Embang.

Ketua panitia pelaksana kegiatan yang juga Ketua Prodi Pendidikan Sendratasik FKIP UPR, Jimy O.Andin mengatakan, kegiatan tersebut dilaksanakan dari tanggal 09- 12 Oktober 2019, yang diikuti sebanyak 350 peserta.

Jumlah peserta sebanyak itu sebut dia, terdiri dari  kategori perorangan maupun kelompok, yang berasal tidak hanya dari lingkungan Prodi Sendratasik FKIP UPR, termasuk pula, diikuti oleh sejumlah perwakilan dari jurusan, program studi, fakultas UPR.

Gelaran ini diikuti pula perguruan tinggi, dari sejumlah daerah, se Kalteng. Baiknya  lagi, perguruan tinggi dari Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) juga ikut,” ujar Jimy.

Selebihnya Jimy  mengatakan, kegiatan tersebut selain sebagai ajang lomba, juga sekaligus  menjadi wadah  silahturahmi ilmiah dan seni mahasiswa  maupun  kombud (komunitas budaya).

Ini sebagai upaya kita mengangkat khasanah keilmuan pendidikan, ilmiah, dan seni budaya Kalimantan, guna semakin maju di kalangan generasi muda milenial,” terangnya.

Adapun dalam kesempatan itu Rektor Andrie Elia Embang menyampaikan, apresiasinya atas terlaksananya kegiatan tersebut. Sehingga diharapkan dapat menjadi wadah menggali semua potensi mahasiswa dan peserta lomba, baik itu secara ilmiah maupun dalam bidang seni.

Seni itu tidak pernah lepas dari kehidupan manusia. Makanya, seni tidak pernah lapuk oleh zaman. Bagusnya seni hadir dalam kehidupan kita. Baik individu, keluarga dan bangsa,” katanya saat pembukaan gelaran tersebut.

Disisi lain, Andrie mengungkapkan, bahwa kerja seni dalam era revolusi  sekarang ini, sangat laku dan menjadi pangsa pasar yang baik. Para pelaku seni, kata dia, saat ini patut bersyukur, sebab semua yang dihasilkan, jika dikelola secara baik, maka berpotensi memiliki nilai ekonomis.

Contohnya, para musisi dan para pelaku peran (pentas drama, red), yang kerap tampil di berbagai panggung hiburan, maupun layar kaca, ketika tampil selalu dibayar, melalui pihak managemennya,” tuturnya.

Dalam kesempatan itu Andrie berharap agar sebaiknya setiap prodi di perguruan tinggi dapat mendirikan atau membentuk  sanggar-sanggar seni. Sanggar imbuh dia, dapat menjadi wadah untuk menjual seni dan juga menjual produk berbentuk barang. “Seperti mandau, tombak khususnya khas Kalteng yang selama ini menjadi kearifan lokal. Saatnya generasi milenial dapat  menunjukkan hal tersebut,” tutupnya.

Adapun dalam pagelaran tersebut mengambil  tema kegiatan yakni ‘Peningkatan Kompetensi Mahasiswa di Era Revolusi Industri 4.0’. Acara juga turut dihadiri secara langsung Dekan FKIP UPR, Joni Bungai serta sejumlah unsur pimpinan fakultas, civitas akademika UPR dan para peserta lomba. (MC. Isen Mulang.1)



 

Martiana Winarsih

Merupakan salah satu kontributor di Multimedia Center Provinsi Kalimantan Tengah.

Berita Lainnya
Berita Terbaru
Radio Corner

Facebook