Hari Raya Nyepi Sebagai Momentum Untuk Menyucikan Diri

Kontribusi dari Iin Carolina, 06 Maret 2019 22:22, Dibaca 54 kali.


MMCKalteng - Palangka Raya – Hari Raya Nyepi digunakan sebagai momentum setiap insan umat hindu untuk menyucikan diri terhadap apa yang dipikirkan, diucapkan dan dilakukan serta mampu mengendalikan hal-hal negatif yang ada dalam diri kita, hal ini disampaikan sambutan Gubernur Kalimantan Tengah yang dibacakan oleh Yuel Tanggara, Staf Ahli Gubernur Bidang Kemasyarakatan dan Sumber Daya Manusia Provinsi Kalteng pada Kegiatan Tawur Agung Kesanga/ Mamapas Lewu yang dilaksanakan di Bundaran Besar Palangka Raya, Rabu (06/03/2019).

Nyepi adalah hari raya umat Hindu yang dirayakan setiap tahun Baru Saka. Hari ini jatuh pada hitungan Tilem Kesanga (IX) yang dipercayai merupakan hari penyucian dewa-dewa yang berada di pusat samudera yang membawa intisari amerta air hidup.

(Baca Juga : Tiwah Massal Pikat Wisatawan Domestik dan Manca Negara)

Tujuan utama Hari Raya Nyepi adalah memohon ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa, untuk menyucikan Bhuana Alit (alam manusia/microcosmos) dan Bhuana Agung/macrocosmos (alam semesta).

Tiga atau dua hari sebelum Nyepi, umat Hindu melakukan Penyucian dengan melakukan upacara Melasti atau disebut juga Melis/Mekiyis. Pada hari tersebut, segala sarana persembahyangan yang ada di Pura (tempat suci), diarak ke pantai atau danau, karena laut atau danau adalah sumber air suci (tirta amerta) dan bisa menyucikan segala leteh (kotor) di dalam diri manusia dan alam.

Pemerintah Provinsi Kalteng juga mengapresiasi dan serta mendukung kegiatan ini sebagai langkah bersama untuk mewujudkan spirit positip untuk mewujudkan Kalteng Berkah, dengan harapan semua komponen umat hindu dengan berbagai macam tradisi dapat hidup rukun dan damai sebagai bagian dari filosofi huma betang yang kita warisi,” tutupnya (MC.Isen Mulang)

Iin Carolina

Merupakan salah satu kontributor di Multimedia Center Provinsi Kalimantan Tengah.

Berita Lainnya
Berita Terbaru
Radio Corner

Facebook