RSUD Hanau Dukung Transformasi Sistem Kesehatan Nasional FGD KRIS

Kontribusi dari RSUD Hanau, 16 Oktober 2025 14:14, Dibaca 66 kali.


MMCKalteng - Pembuang Hulu - Dalam upaya mendukung transformasi sistem pelayanan kesehatan nasional, Direktur RSUD Hanau, Atet Kurniadi turut berpartisipasi dalam kegiatan Forum Group Discussion (FGD) bertema Kelas Rawat Inap Standar (KRIS) dan Rumah Sakit Berbasis Kompetensi. Bertempat di Ballroom Hotel Best Western Batang Garing, Palangka Raya, Rabu, (15/10/2025). Dengan tujuan memperkuat penerapan standar mutu layanan serta pengembangan sistem rumah sakit berbasis kompetensi, melalui diskusi interaktif dan kolaboratif bersama para pemangku kepentingan bidang kesehatan.

Kegiatan yang diinisiasi oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia ini menghadirkan narasumber utama, Abdul Kadir, yang saat ini menjabat sebagai Ketua Dewan Pengawas BPJS Kesehatan. Forum tersebut menjadi ajang strategis untuk menyamakan persepsi dan memperdalam pemahaman tentang arah kebijakan transformasi sistem kesehatan nasional, terutama dalam hal implementasi Kelas Rawat Inap Standar (KRIS) dan penguatan rumah sakit berbasis kompetensi.

(Baca Juga : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Kalimantan Tengah Hadiri HUT KORPRI ke-53)

Dalam forum itu, para pimpinan rumah sakit dari berbagai kabupaten dan kota di Kalimantan Tengah hadir untuk berdiskusi secara aktif, berbagi pengalaman, serta memberikan masukan konstruktif dalam mendukung tercapainya pelayanan kesehatan yang merata dan berkeadilan bagi seluruh lapisan masyarakat. Diskusi yang berlangsung dinamis tersebut juga menyoroti tantangan yang dihadapi rumah sakit daerah dalam mempersiapkan sarana, prasarana, serta sumber daya manusia agar mampu memenuhi standar KRIS yang ditetapkan oleh pemerintah.

Atet Kurniadi, dalam kesempatan tersebut menyampaikan bahwa partisipasi RSUD Hanau dalam kegiatan FGD ini merupakan wujud nyata komitmen rumah sakit untuk terus beradaptasi terhadap perkembangan regulasi dan kebijakan nasional di bidang kesehatan. “Transformasi pelayanan kesehatan nasional bukan hanya soal memenuhi standar, tetapi juga tentang bagaimana kita mampu memberikan pelayanan yang manusiawi, adil, dan berkualitas. KRIS hadir untuk memastikan bahwa setiap pasien, tanpa memandang status sosial, mendapatkan hak yang sama dalam perawatan,” ujarnya.

Lebih lanjut, Atet menambahkan bahwa implementasi KRIS merupakan langkah penting menuju sistem kesehatan yang lebih inklusif dan berorientasi pada mutu. Menurutnya, rumah sakit daerah seperti RSUD Hanau memiliki tanggung jawab besar dalam memastikan bahwa setiap warga, khususnya di wilayah pelosok seperti Kecamatan Hanau dan sekitarnya, mendapatkan pelayanan yang sesuai standar nasional. “Kami di RSUD Hanau terus berkomitmen untuk berbenah, meningkatkan fasilitas, memperkuat kompetensi tenaga kesehatan, dan mengedepankan pelayanan berbasis empati dan profesionalisme,” tambahnya.


FGD yang berlangsung selama satu hari penuh ini membahas berbagai aspek penting, mulai dari filosofi dan konsep dasar KRIS, mekanisme penerapannya di lapangan, hingga strategi peningkatan kompetensi sumber daya manusia di rumah sakit. Para peserta juga diberikan kesempatan untuk menyampaikan praktik-praktik terbaik (best practices) yang telah diterapkan di masing-masing rumah sakit, serta membahas berbagai kendala yang dihadapi dalam proses transformasi sistem layanan.

Selain itu, forum ini juga menyoroti pentingnya kolaborasi lintas sektor antara pemerintah, rumah sakit, dan lembaga penjamin kesehatan seperti BPJS Kesehatan dalam memastikan keberhasilan implementasi KRIS.

Abdul Kadir dalam paparannya menjelaskan bahwa penerapan KRIS bukan semata-mata tentang standarisasi fasilitas, tetapi juga menyangkut peningkatan kualitas pengalaman pasien (patient experience), keselamatan pasien, serta efisiensi sistem pelayanan rumah sakit secara keseluruhan.

Ia juga menegaskan bahwa keberhasilan pelaksanaan KRIS membutuhkan kesiapan dari seluruh jajaran manajemen rumah sakit, mulai dari level pimpinan hingga tenaga teknis. “Rumah sakit berbasis kompetensi adalah masa depan layanan kesehatan Indonesia. Setiap rumah sakit harus membangun kekuatan internalnya, memiliki fokus layanan unggulan, dan mengembangkan budaya mutu yang berkelanjutan,” tutur Abdul Kadir.

Dalam kesempatan itu, Atet juga menyoroti bahwa RSUD Hanau telah mengambil langkah-langkah progresif menuju rumah sakit berbasis kompetensi, salah satunya melalui peningkatan kapasitas SDM medis dan nonmedis melalui pelatihan berkelanjutan, serta penerapan manajemen mutu dan keselamatan pasien. Ia menegaskan bahwa komitmen tersebut bukan hanya untuk memenuhi tuntutan regulasi, tetapi juga sebagai bentuk tanggung jawab moral dalam memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat Kabupaten Seruyan.


“FGD seperti ini sangat penting karena membuka ruang diskusi, pertukaran ide, dan memperkuat jejaring antar rumah sakit di Kalimantan Tengah. Kami berharap hasil dari forum ini dapat menjadi referensi dalam menyusun langkah strategis RSUD Hanau menuju pelayanan yang lebih profesional, bermutu, dan berkeadilan,” ujar Atet dalam wawancaranya usai kegiatan.

Melalui partisipasi aktif dalam kegiatan tersebut, RSUD Hanau menunjukkan bahwa transformasi pelayanan kesehatan bukan sekadar jargon, tetapi benar-benar diimplementasikan dalam setiap lini pelayanan. Dengan dukungan pimpinan, tenaga kesehatan yang kompeten, serta komitmen terhadap mutu dan keselamatan pasien, RSUD Hanau optimistis dapat menjadi salah satu rumah sakit daerah yang unggul dan berdaya saing tinggi di Kalimantan Tengah.

Forum Group Discussion “Kelas Rawat Inap Standar (KRIS) dan Rumah Sakit Berbasis Kompetensi” ini diakhiri dengan penandatanganan komitmen bersama antar peserta untuk mendukung penuh implementasi KRIS di seluruh rumah sakit di Kalimantan Tengah. Penandatanganan ini menjadi simbol tekad bersama untuk mewujudkan pelayanan kesehatan yang berkualitas, adil, dan merata bagi seluruh masyarakat.

Sebagai penutup, Atet Kurniadi kembali menegaskan komitmen RSUD Hanau dalam mendukung kebijakan pemerintah di bidang kesehatan. “Kami siap menjadi bagian dari perubahan menuju pelayanan kesehatan nasional yang lebih baik. Melalui transformasi ini, kami ingin memastikan bahwa masyarakat Hanau dan sekitarnya mendapatkan pelayanan yang tidak hanya cepat dan tepat, tetapi juga setara dan bermartabat,” tutupnya dengan penuh optimisme.

Dengan semangat kolaborasi dan inovasi, diharapkan kegiatan FGD ini menjadi langkah konkret dalam memperkuat sinergi antar lembaga kesehatan, serta menjadi tonggak penting menuju sistem kesehatan Indonesia yang lebih kuat, tangguh, dan berpihak kepada masyarakat. (Yanor Akhmad/Foto: Tim Medos)/Edt:UL

RSUD Hanau

Merupakan salah satu kontributor di Multimedia Center Provinsi Kalimantan Tengah.

Berita Lainnya
Berita Terbaru
Radio Corner

Facebook