Sekilas Info
Kontribusi dari ADMIN, 05 September 2025 13:45, Dibaca 129 kali.
MMCKalteng - Palangka Raya - Suasana khidmat dan penuh solidaritas menyelimuti kawasan Tugu Soekarno, Palangka Raya, pada Kamis (4/9/2025) malam. Ratusan pengemudi ojek online (ojol) yang tergabung dalam Aliansi Solidaritas OJOL Bersatu berkumpul, menyalakan lilin, dan melantunkan doa lintas agama, menyerukan satu suara: keadilan bagi rekan mereka yang menjadi korban dan kedamaian untuk Bumi Tambun Bungai.
Aksi damai bertajuk "Doa Bersama untuk Solidaritas dan Kedamaian" ini menjadi wadah bagi para pengemudi ojol untuk menyuarakan keprihatinan mereka. Agenda utama adalah mendoakan rekan-rekan mereka, yaitu almarhum Afwan Kurniawan (meninggal di Jakarta), almarhum Rusdam Diansah (meninggal di Makassar), serta mendoakan kesembuhan bagi Muhammad Omar Amoruddin dan Aji yang mengalami luka berat.
(Baca Juga : Barut Raih Juara Lomba Sepak Sawut FBIM 2024)
Rangkaian acara berlangsung tertib, dimulai dengan sambutan, pembacaan pernyataan sikap, menyalakan lilin, mengheningkan cipta, hingga penggalangan dana spontan dari para peserta aksi.
Kegiatan ini dipusatkan di lokasi ikonik, Tugu Soekarno, Jalan S. Parman, Kota Palangkaraya, Kalimantan Tengah. Pemilihan lokasi ini seakan menjadi simbol perjuangan dan harapan yang disandarkan pada semangat para pendiri bangsa.
Aksi solidaritas ini digelar pada hari Kamis, 4 September 2025, dimulai tepat pukul 18.30 WIB dan berakhir dengan damai pada pukul 20.00 WIB. Aksi ini diinisiasi oleh Aliansi Solidaritas OJOL Bersatu Kota Palangka Raya dan dihadiri oleh ratusan anggotanya. Kehadiran Gubernur Kalimantan Tengah Agustiar Sabran, Wakil Gubernur Edy Pratowo, Sekda Kalteng, dan Kepala Dinas Kominfosantik Kalteng menunjukkan dukungan pemerintah daerah terhadap aspirasi yang disampaikan.
Momen paling menyentuh adalah saat doa bersama dipanjatkan oleh perwakilan dari empat agama, menunjukkan kuatnya toleransi di tengah duka. Doa dipimpin oleh: Ridwan Sahrani, Ayang Setiawan, Bashir Tambang, Jeanny Franesha.
Aksi ini lahir dari rasa duka dan keprihatinan mendalam atas musibah yang menimpa rekan-rekan mereka di berbagai daerah. Lebih dari sekadar doa, aksi ini adalah sebuah pernyataan sikap tegas menuntut perlindungan hukum dan keadilan yang setara bagi seluruh pengemudi ojek online.
"Kita datang dan berkumpul bukan untuk menciptakan kegaduhan, tetapi untuk menunjukkan solidaritas, kepedulian, dan tekad yang kuat bahwa keadilan harus ditegakkan serta perlindungan hukum bagi seluruh pengemudi ojek online harus terjamin," tegas Koordinator Lapangan Aksi dalam sambutannya.
Acara berlangsung dengan sangat terorganisir. Setelah sambutan pembuka, Ketua Aliansi, Gandhi, dengan lantang membacakan lima poin pernyataan sikap yang secara simbolis diserahkan kepada perwakilan institusi, Ganti Setiawan. Tuntutan tersebut antara lain :
1. Menindak tegas para pelaku kekerasan terhadap driver ojol dengan hukuman seberat-beratnya.
2. Mendesak DPR RI, DPRD Provinsi, dan DPRD Kota untuk serius menjalankan fungsi representasi dan mengawasi proses hukum secara transparan.
3. Mendorong pengesahan Undang-Undang Perampasan Aset.
4. Menuntut Kejaksaan dan Kehakiman memberikan hukuman sangat berat bagi para pelaku korupsi.
5. Menegaskan bahwa hukum tidak boleh "tumpul ke atas, tajam ke bawah".
Wakil Gubernur Kalteng, Edy Pratowo, dalam sambutannya mengapresiasi aksi damai tersebut. "Saya menyampaikan terima kasih kepada rekan-rekan komunitas Ojol. Suasana ini menjadikan bagi kita sumber untuk terus mempererat persatuan, betapa pentingnya kegiatan ini dalam rangka menjaga kemajuan daerah kita," ujarnya.
Ditemui di lokasi, Gubernur Kalteng Agustiar Sabran juga memberikan tanggapan positif. Ia memuji kekompakan dan simpati yang ditunjukkan para driver ojol.
"Luar biasa, ya kan? Harus begitu. Mereka hari ini juga dengan santun, kompak. Berdemokrasi boleh, tapi tentu jaga aturannya. Jangan sampai anarkis," pesan Agustiar Sabran kepada awak media, sembari mengimbau seluruh masyarakat untuk menjaga kedamaian di Kalimantan Tengah.
Aksi ditutup dengan peserta meletakkan lilin yang menyala di pusara simbolis yang telah disediakan, menjadi cahaya harapan agar keadilan dan kedamaian senantiasa menerangi negeri. (TRA)