Forum Komunikasi Media KPwBI Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2025

Kontribusi dari Widia Natalia, 12 Oktober 2025 02:46, Dibaca 60 kali.


 

 

(Baca Juga : Sahli KSDM Suhaemi Buka Pelatihan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Level-1 Tahun 2024)

MMCKalteng - Jakarta - Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Provinsi Kalimantan Tengah (Prov. Kalteng) menggelar Forum Komunikasi Media 2025 mengusung tema “Sinergi BI Bersama Media serta Peningkatan Pemahaman Teknologi Digital: Ethical Journalism in the Age of Artificial Intelligence”. Acara ini bertujuan memperkuat koordinasi dan kompetensi wartawan media di Kalteng, khususnya dalam mendukung komunikasi kebijakan Bank Indonesia (BI) serta meningkatkan literasi teknologi digital, terutama di bidang kecerdasan buatan (artificial intelligence).

Dalam sambutan pembukaan, Deputi Kepala Perwakilan BI Kalteng, Ardian Pangestu, menegaskan pentingnya sinergi antara BI dan media untuk menyampaikan informasi yang akurat dan mendukung pemahaman masyarakat terhadap kebijakan moneter serta perkembangan teknologi digital.

Forum ini menghadirkan tiga sesi utama yaitu peran BI dalam Pengelolaan Uang Rupiah dan Penanggulangan Uang Palsu yang disampaikan oleh Nurul Hakim, Analis Junior Departemen Pengelolaan Keuangan BI, sesi ini menyoroti kewenangan BI dalam pengelolaan uang Rupiah, mulai dari pencetakan hingga pemusnahan, sesuai amanat Undang-Undang Mata Uang. BI memastikan ketersediaan uang tunai sekaligus mendorong transaksi non-tunai.

Nurul menekankan ancaman peredaran uang palsu akibat faktor ekonomi dan kemajuan teknologi, yang dapat merusak kepercayaan terhadap Rupiah dan memicu inflasi. Untuk mengatasinya, BI mendirikan Bank Indonesia Counterfeit Analysis Center (BI-CAC) dan memperkuat fitur keamanan pada uang kertas emisi 2022, seperti benang microlenses dan tinta OVMI. Inovasi ini membuat Rupiah meraih penghargaan Best New Banknote Series dari IACA 2023 di Meksiko. BI juga terus mengedukasi masyarakat melalui kampanye Cinta, Bangga, dan Paham Rupiah untuk menjaga Rupiah sebagai simbol kedaulatan dan alat pemersatu bangsa.

Kedua yaitu peran BI dalam Pengembangan Ekonomi dan Keuangan Syariah yang disampaikan Rabiul Misa, Analis Junior Fungsi Pelaksanaan dan Pengembangan UMKM, Keuangan Inklusif, dan Syariah (FPPUKIS) KPwBI Kalteng, memaparkan tiga strategi utama BI dalam pengembangan ekonomi dan keuangan syariah diantaranya penguatan ekosistem produk halal, akselerasi keuangan syariah, serta peningkatan literasi dan gaya hidup halal.

Di Kalteng, BI menjalankan program seperti pengembangan ekonomi pesantren berbasis komoditas pangan, pelatihan juru sembelih halal (juleha), dan sertifikasi produk halal. BI juga mendukung keuangan sosial syariah melalui seminar dan penggalangan wakaf uang bersama Badan Wakaf Indonesia (BWI), Kementerian Agama, dan lembaga lokal. Untuk memperluas inklusi syariah, BI menggelar kegiatan literasi, festival keuangan syariah, dan pelatihan bagi content creatorlokal, sekaligus mendukung visi menjadikan Indonesia sebagai pusat industri halal dunia. “Sinergi antara pemerintah, lembaga keagamaan, dan masyarakat menjadi kunci keberlanjutan ekosistem syariah,” tutur Rabiul.

Selanjutnya mengenakan Peran Media Massa sebagai Mitra Strategis BI yang dismpaiakan oleh Rio Wardhani, Asisten Direktur Divisi Relasi Media Massa & Opinion Maker Departemen Komunikasi BI, menegaskan peran strategis media dalam menyampaikan kebijakan BI secara akurat kepada publik. “Di era informasi yang dinamis, keakuratan dan konteks dalam pemberitaan sangat penting untuk menjaga kepercayaan terhadap kebijakan bank sentral,” katanya.

Rio menjelaskan bahwa komunikasi efektif memastikan kebijakan moneter tidak hanya dipahami, tetapi juga mendapat dukungan masyarakat. BI menerapkan strategi komunikasi 360 derajat, menggabungkan kanal digital, media tradisional, dan kolaborasi dengan key opinion leader untuk menjangkau audiens yang beragam. Untuk memperkuat kapasitas jurnalis, BI rutin mengadakan forum, pelatihan, dan diskusi guna memastikan informasi yang sampai ke publik lebih komprehensif dan kredibel.

Dalam forum ini juga dijelaskan mengenai pemanfaatan teknologi digital dalam jurnalisme. Sesi praktik yang dipandu Haresti Asysy Amrihani membahas pemanfaatan kecerdasan buatan, seperti ChatGPT dan Grok, sebagai alat bantu wartawan dalam menyajikan informasi ekonomi dan keuangan yang akurat.

Dalam panel diskusi, peserta mempelajari bagaimana ChatGPT dapat membantu riset cepat dan penyusunan draf berita dengan merangkum data kompleks, seperti laporan keuangan atau tren ekonomi global. Namun, Haresti menegaskan pentingnya etika jurnalistik “ChatGPT harus digunakan dengan verifikasi manusia untuk mencegah informasi yang keliru atau bias."

Sementara itu, Grok, AI besutan xAI yang dikenal humoris dan berbasis fakta, diperkenalkan sebagai alat untuk analisis mendalam. Dalam demonstrasi interaktif, peserta melihat bagaimana Grok mendorong jurnalis untuk menghindari bias dengan mengajukan pertanyaan kritis. “Grok bukan sekadar chatbot, melainkan seperti editor virtual yang mendorong transparansi dan akurasi dalam pelaporan,” tutur Haresti.

Forum ini diharapkan memperkuat kolaborasi antara BI, media, dan pemangku kepentingan lainnya, sekaligus meningkatkan kompetensi wartawan dalam memanfaatkan teknologi digital secara etis untuk mendukung komunikasi kebijakan yang efektif dan inklusif.(WDY)

Widia Natalia

Merupakan salah satu kontributor di Multimedia Center Provinsi Kalimantan Tengah.

Berita Lainnya
Berita Terbaru
Radio Corner

Facebook