Sekilas Info
Kontribusi dari Anggelina Rentika Karolina, 01 Agustus 2025 13:38, Dibaca 138 kali.
MMCKalteng - Palangka Raya - Kawasan Bundaran Besar Palangka Raya memegang peranan krusial sebagai pusat utama Kota Palangka Raya dan jalur penghubung vital antar Kabupaten/Kota serta antar Provinsi. Kawasan ini membentuk garis simetris yang sejajar dengan Istana Isen Mulang dan Tugu Soekarno, dua elemen yang menjadi saksi sejarah dari perjalanan panjang Kota Palangka Raya dan Provinsi Kalimantan Tengah.
Sebagai kota yang terletak di pusat Indonesia, Palangka Raya memiliki posisi strategis yang menjadikannya simbol persatuan dan perdamaian. Hal ini sejalan dengan visi kota yang menekankan keberagaman budaya leluhur yang tercermin dalam falsafah hidup masyarakat Kalimantan Tengah, yakni Budaya Huma Betang, yang selaras dengan nilai-nilai Pancasila. Visi ini mengarahkan Palangka Raya untuk menjadi kota yang mengedepankan semangat kebersamaan dalam keberagaman, serta menjunjung tinggi harmoni antara budaya lokal dan nilai-nilai nasional.
(Baca Juga : Disbudpar Kalteng Hadiri Temu Para Admin Media Sosial Vol.03 di Ungaran)
Bundaran Besar Palangka Raya mengusung tema desain Bundaran Sandya Pastika, yang menjadi jawaban terhadap isu keberagaman dengan mencerminkan simbol persatuan bangsa dan perdamaian dunia. Lambang perdamaian, yang secara tersirat menjadi tema utama dalam desain bundaran ini, tidak hanya menjadikannya sebagai landmark kota, tetapi juga sebagai penanda waktu yang menyatukan Palangka Raya, Indonesia, dan dunia dalam satu semangat persatuan yang abadi.
Sejarah kota, termasuk peninggalan Presiden Soekarno seperti monumen yang menghadap bundaran kecil di sisi selatan, serta kebudayaan lokal seperti talawang, mandau, dan motif Dayak, tergabung dalam konsep desain lanskap dan monumen yang saling terkait di Bundaran Besar Palangka Raya. Desain ini menggambarkan bagaimana sejarah dan budaya lokal menjadi elemen yang sangat penting dalam menciptakan identitas kota yang kuat.
Ketika dilihat dari samping, Bundaran Besar menggambarkan jelas bentuk mandau, senjata tradisional khas Dayak. Sementara dari arah depan, siluet talawang perisai khas Suku Dayak terpampang, dengan arsitektur menara secara keseluruhan merepresentasikan segi lima Pancasila, simbol persatuan dan perdamaian Indonesia.
Konsep lanskap Bundaran Besar Palangka Raya mengadopsi pembagian kawasan menjadi delapan segmen yang mengikuti rancangan asli oleh Presiden Soekarno. Segmen-segmen dan vegetasi eksisting dipertahankan sebagai bentuk penghormatan terhadap sejarah. Sunken and sloping landscape yang ada di sekitar monumen dirancang untuk melindungi monumen dari polusi udara dan kebisingan. Selain itu, keberagaman tanaman, pohon, bunga, dan perdu di kawasan ini berfungsi untuk menjaga keseimbangan ekologis, sekaligus menciptakan suasana alami yang mendukung keberlanjutan kawasan. (MTD/Edit:ARK)
Merupakan salah satu kontributor di Multimedia Center Provinsi Kalimantan Tengah.