Plt. Gubernur Kalteng Hadiri Pertemuan Tahunan BI Tahun 2020

Kontribusi dari Widia Natalia, 03 Desember 2020 14:09, Dibaca 995 kali.


MMCKalteng – Palangka Raya – Plt. Gubernur Kalimantan Tengah (Kalteng) Habib Ismail Bin Yahya menghadiri Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (BI) Tahun 2020 secara virtual melalui video conference dari Ruang Rapat Plt. Gubernur Kalteng, Kamis (03/12/2020). Tema dalam acara kali ini adalah Bersinergi Membangun Optimisme Pemulihan Ekonomi.


Pertemuan ini menghadirkan Keynote Speech yakni Presiden RI Joko Widodo yang menyampaikan arahannya mengenai langkah-langkah Strategis yang akan diambil oleh Pemerintah dalam rangka mengembalikan kondisi perekonomian Bangsa setelah pandemi melanda dunia. Hadir juga Gubernur BI Perry Warjiyo yang menyampaikan Paparan mengenai prospek arah kebijakan BI Tahun 2021.

(Baca Juga : Instruksi Gubernur Kalteng tentang Percepatan Pelaksanaan Vaksinasi Covid-19)

Acara ini dihadiri oleh Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat RI, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat RI, Ketua Perwakilan Daerah RI, Ketua Mahkamah Agung, Ketua Badan Pemeriksa Keuangan, Gubernur BI beserta Anggota Dewan Gubernur BI, Duta Besar Negara Sahabat, Menteri Kabinet Indonesia Maju, Duta Besar RI sebagai Negara, Pimpinan Lembaga Pemerintah, Gubernur  Provinsi, Bupati/Walikota se-Indonesia, Pimpinan Perbankan, korporasi dan Akademisi.


Gubernur BI Perry Warjiyo menyampaikan prospek ekonomi Indonesia membaik. Dimana, setelah 9 bulan melawan pandemi Covid-19, masa kritis telah berlalu dengan sinergi, stabilitas terjaga dan perekonomian mulai membaik. Sinergi itulah yang perlu diperkuat untuk membangun optimisme, pemulihan ekonomi lebih baik lagi kedepan menuju Indonesia maju.

Perry Warjiyo mengatakan Perekonomian global akan meningkat pada Tahun 2021 setelah kontraksi 3,8% pada 2020, ekonomi dunia akan tumbuh 5% pada 2021 di Tiongkok, Amerika Serikat dan sejumlah Negara lain.

“Ketidakpastian pasar perokonomian global mereda, aliran modal asing kembali masuk ke Negara emerging market atau pasar berkembang yang cepat, didorong melimpahnya likuiditas global dan rendahnya suku bunga Negara maju, tekanan nilai tukar dari dollar Amerika serikat juga menurun”, ungkap Perry Warjiyo.

Lebih lanjut Perry Warjiyo mengatakan didalam Negeri ekonomi Nasional juga membaik pada Tahun 2021. Ekonomi akan mulai tumbuh positif pada Triwulan IV 2020 dan meningkat kesekitar 4,8 s.d. 5,8% pada 2021. Pertumbuhan ekonomi juga meningkat di seluruh Daerah didukung kenaikan eksport dengan perbaikan ekonomi global, konsumsi dengan stimulus belanja sosial dari Pemerintah, investasi dengan stimulus belanja modal dan investasii swasta dengan UU Cipta Kerja serta meningkatnya mobilitas manusia dengan vaksinasi.

Perry Warjiyo mengajak untuk bersama-sama bersinergi membangun optimisme. Untuk memperkuat sinergi membangun optimisme pemulihan ekonomi tentunya dibantu dengan 1 prasyarat dan 5 kebijakan diantaranya vaksinasi & Disiplin Protokol Covid-19. Adapun kebijakannya diantaranya Pembukaan sektor produktif dan aman, percepat realisasi stimulus fiskal, peningkatan kredit/pembiayaan kepada dunia usaha, keberlanjutan stimulus moneter dan makroprudensial dan digitalisasi ekonomi dan keuangan, khususnya UMKM.

“Bank Indonesia akan senantiasa terus mengarahkan seluruh instrumen kebijakan untuk mendukung pemulihan ekonomi Nasional”, tutur Gubernur BI.

Transformasi kelebagaan BI meliputi organisasi, SDM, Kebijakan dan Digital.

“Untuk terus meningkatkan kinerja dan tata kelola menuju Bank Indonesia menuju Bank Central Digital”, tutup Perry Warjiyo.

Presiden RI Joko Widodo dalam arahannya kerja keras Bangsa Indonesia menghadapi pandemi selama 9 bulan mulai menampakan hasil dan sinyal positif. Berdasarkan laporan yang diterima oleh Presiden Joko Widodo per 03 Desember 2020, kasus aktif Covid-19  di Indonesia lebih rendah dari rata-rata dunia.

“Sinyal positif perekonomian sudah jelas, semakin jelas, kerja keras kita mulai menampakan hasil pada Triwulan ke II 2020, ekonomi kita terkontraksi -5,32%, pada Triwulan ke III 2020 terkontraksi -3,49%. Artinya, telah melewati titik terendahnya, titik balik menuju baik, trend positif membaik”, ucap Presiden.

Bersamaan dengan momentum ini, Presiden yakin Indonesia akan bergerak lagi ke arah positif di Triwulan ke IV dan seterusnya. Sejalan dengan ini industri pengolahan yang merupakan kontributor terbesar di GDP menunjukan perbaikan di Oktober 2020. Perbaikan didukung oleh peningkatan import, bahan baku di Bulan Oktober. Neraca perdagangan mengalami surplus 8 miliar Dolar AS di Triwulan III 2020 turut mendukung ketahanan sektor eksternal.

Momentum pertumbuhan yang positif ini tentu harus dijaga, tetap berhati-hati, tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan, waspada agar jangan sampai terjadi gelombang kedua yang akan sangat merugikan upaya dan pengorbanan yang telah dilakukan.

“Kita harus fokus bergerak kedepan, fokus kepada upaya-upaya untuk keluar dari pandemi, mempersiapkan vaksin dan program vaksinasi dengan cermat agar kita bisa bangkit dan pulih dari pandemi. Pemerintah  berketetapan hati melakukan reformasi struktural membenahi regulasi yang kompleks dan birokrasi yang rumit”, tambah Presiden.

Presiden berharap BI mengambil bagian yang lebih signifikan dalam reformasi fundamental yang sedang digulirkan, berkontribusi lebih besar untuk ikut menggerakan sektoriel, mendorong penciptaan lapangan kerja baru dan membantu para pelaku usaha terutama UMKM agar bisa kembali produktif.   (WDY/Foto:Iksan)

Widia Natalia

Merupakan salah satu kontributor di Multimedia Center Provinsi Kalimantan Tengah.

Berita Lainnya
Berita Terbaru
Radio Corner

Facebook