Sekilas Info
Kontribusi dari Rikah Mustika, 01 Juni 2018 12:02, Dibaca 1,171 kali.
Tanggal 1 Juni merupakan Hari Lahir Pancasila. Namun tidak banyak yang tahu bahwa pada tanggal tersebut juga merupakan Hari Anak Internasional atau Hari Internasional untuk Perlindungan Anak-Anak. Di tiap negara Hari Anak diperingati pada tanggal yang berbeda sesuai dengan pertimbangan masing-masing negara, seperti PBB yang memperingatinya setiap tanggal 20 November. Pada tanggal 20 November 1959, majelis umum mengajukan Deklarasi hak-hak anak yang disahkan di tanggal yang sama pada tahun 1989. Kurang lebih 191 negara menandatanganinya, sehingga tanggal 20 November dikenal sebagai Hari Anak Universal.
Sebenarnya Hari Anak pertama kali dirayakan di bulan Juni 1856 oleh pendeta Dr. Charles Leonard dari Universalist Church of the Redeemer di Chelsea, Massachusetts. Dr. Leonard mengadakan layanan khusus anak-anak yang disebut “Rose Day” yang kemudian diganti dengan “Flower Sunday” dan akhirnya dikenal sebagai “Children’s Day” atau Hari Anak.
(Baca Juga : Antusiasme Masyarakat Memuncak di Stand Disbudpar Kalteng Expo dengan Seni Melipat Daun Pisang)
Ditetapkannya tanggal 1 Juni sebagai Hari Anak adalah berdasarkan kesepakatan dalam Konferensi Dunia untuk kesejahteraan anak di Jenewa Swiss tahun 1925 yang sudah disepakati oleh Federasi Demokrasi Wanita di Moskow tahun 1949. Federasi tersebut terdiri dari 51 negara yang ikut sepakat memperingati Hari Anak pada setiap tanggal 1 Juni.
Di Indonesia, Hari Anak Nasional jatuh pada tanggal 23 Juli. Penetapan tanggal tersebut berdasarkan keputusan Presiden RI yaitu Soeharto No. 44 tahun 1984 tanggal 19 Juli 1984.
Meskipun dirayakan di tanggal yang berbeda di tiap negara, tujuan dari perayaan ini adalah sama yaitu untuk menghargai dan menghormati hak-hak anak di seluruh dunia, mulai dari hak hidup, pendidikan, serta kesehatan.
Umumnya dalam peringatan hari tersebut diisi dengan kegiatan-kegiatan positif yang bisa dilakukan oleh anak seperti pertunjukan, berkemah, dll. Selain itu juga diisi dengan kegiatan yang bisa meningkatkan kreatifitas si anak seperti berpidato. Di Mangyongdae School of Children’s Palace di Pyongyang, Korea, perayaan Hari Anak diisi dengan parade menggunakan kostum-kostum lucu. Hampir mirip dengan Korea, di Mongolia anak-anak melakukan arak-arakan menggunakan kostum dan dirias seperti badut. Lain halnya di Jepang, keluarga yang memiliki anak laki-laki merayakannya dengan memberikan layang-layang berbentuk ikan.
Di beberapa negara Hari Anak dijadikan sebagai hari libur nasional, salah satunya yaitu negara Turki yang juga merupakan negara pertama yang menjadikan hari anak ini sebagai hari libur nasional pada tanggal 23 April 1929. (Rikah/net)