Potret Kesehatan Masyarakat di Kalteng

Kontribusi dari Ari Purna Prahara, 11 November 2019 00:39, Dibaca 463 kali.


MMCKalteng - Palangka Raya - Di bidang kesehatan, capaian kinerja pemerintah provinsi Kalimantan Tengah menggembirakan. Seperti yang disampaikan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kalteng Suyuti Syamsul capaian kinerja bidang kesehatan di tahun 2016-2019 terus mengalami perbaikan dan peningkatan.

"Sejumlah indikator menjadi bukti berbagai capaian itu, semuanya bisa dilihat melalui data riil yang kami himpun di setiap tahunnya,” ungkapnya. 

(Baca Juga : Peringatan Isra Miraj Nabi Muhammad SAW, Pemprov Kalteng Hadirkan Penceramah Abuya H. Arrazy Hasyim, Lc)

Salah satunya yakni capaian usia harapan hidup. Pada tahun 2016-2017 sebesar 69,53 tahun meningkat menjadi 69,59 tahun pada 2018.

Kemudian Universal Health Coverage (UHC) atau Jaminan Kesehatan Semesta Kalteng terus mengalami peningkatan. Dimana  pada 2016 sebesar 53,34 persen, 2017 menjadi 60,78 persen, 2018 menjadi 83,46 persen hingga berjalannya 2019 menjadi 84,97 persen.

"UHC merupakan sistem kesehatan yang memastikan setiap warga memiliki akses yang adil terhadap pelayanan kesehatan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif bermutu dengan biaya terjangkau," bebernya. 

Adapun tujuan utama UHC, yakni semua orang mendapatkan layanan yang dibutuhkan, tidak hanya terbatas bagi mereka yang mampu membayar layanan tersebut.

Indikator keberhasilan lainnya yakni penurunan gizi buruk. Sejak 2016 presentase penderita gizi buruk terus menurun, yakni mulai dari 24,7 persen, menjadi 23,6 persen hingga 2018 hanya menjadi 5,5 persen.

"Tentunya capaian itu berkat kerja bersama dan kerja keras setiap lini di bidang kesehatan dan instansi terkait lainnya, melalui berbagai upaya di lapangan guna mengentaskan kasus gizi buruk yang terjadi selama ini," ungkap Kadis Kesehatan ini. 

Salah satu hal penting yang dilakukan untuk masyarakat yakni meningkatkan pengetahuannya tentang kesehatan dan apa saja yang seharusnya dikonsumsi. "Selain itu juga diberi berbagai bantuan makanan penunjang yang disalurkan oleh pemerintah,” ungkapnya.

Peningkatan kualitas kesehatan masyarakat juga ditentukan kualitas dan kuantitas tenaga kesehatan. Di 3 tahun terakhir kualitas dan kuantitas tenaga kesehatan di Kalimantan Tengah meningkat pesat. 

Dari pemaparan data Dinkes Provinsi Kalteng, tenaga kesehatan di 2017 untuk puskesmas sebanyak 7.032 orang. Sedangakan untuk rumah sakit sebanyak 5.745 orang. Total jumlah dari tenaha kesehatan yang bekerja pada 2017 sebanyak 12.777 orang.

Untuk 2018, terjadi peningkatan untuk tenaga kesehatan yang bekerja di puskesmas sebanyak 1.485 orang, sehingga total mencapai 8.517 orang. Sedangakan untuk rumah sakit meningkat 1.186 orang, sehingga total 6.931 orang.

“Dari data yang ada, jumlah tenaga kesehatan baik yang bekerja di puskesmas mapun rumah sakit berjumlah, 15.448 orang di 2018,” pungkas Suyuti.

Sementara itu, pada 2019, jumlah tenaga kesehatan yang bekerja di puskemas meningkat 1.137 orang dan di rumah sakit bertambah 147 orang. Sehingga total penerimaan tenaga kesehatan di Kalimantan Tengah ada 16.728 orang.

Selain itu, jumlah dokter spesialis di rumah sakit terus bertambah. Pada tahun 2017, ada sekitar 215 orang, kemudian pada 2018 ada 277 orang, dan tahun ini sekitar 285 dokter spesialis.

”Selain itu, jumlah puskesmas yang memiliki dokter semakin bertambah. Tahun 2017 hanya169 puskesmas yang memiliki dokter, sekarang sudah ada 178 puskesmas,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kalteng Suyuti Syamsul

Kebijakan Gubernur Kalteng Sugianto Sabran penting lain terkait kesehatan yakni memastikan pelayanan kesehatan masyarakat Kalteng wajib terpenuhi, baik itu di Rumah Sakit, Puskesmas hingga ditingkat Posyandu di daerah Provinsi Kalteng.

“Gubernur Kalteng, Sugianto Sabran sering mengingatkan bahwa setiap Rumah Sakit (RS) yang ada di wilayah Provinsi Kalteng, wajib menerima pasien yang tergolong dari warga miskin atau kurang mampu. Ia juga mengingatkan petugas kesehatan memberikan pelayanan  yang terbaik sesuai dengan mekanisme pelayanan kesehatan yang ada di tempat kesehatan, seperti Rumah Sakit, Puskesmas hingga Posyandu,” jelas dr. Suyuti.

Gebrakan  lain lain yakni meningkatakan pelayanan dan keterjangkauan JKN-KIS. Kepesertaan JKN-KIS di Kalteng dari 2016 – 2019 mengalami peningkatan signifikan. Pada 2016, kepersertaan hanya berkisara antara 10 ribu – 20 ribu, namun pada 2019 sudah mencapai 90 ribu.

Suyuti mengungkapkan, berbagai capaian itu menjadi bukti pemprov secara serius ingin membenahi serta meningkatkan kualitas serta pemenuhan pelayanan kesehatan kepada masyarakat di Kalteng, baik di wilayah perkotaan maupun pelosok perdesaan. (Mmckalteng)

Ari Purna Prahara

Merupakan salah satu kontributor di Multimedia Center Provinsi Kalimantan Tengah.

Berita Lainnya
Berita Terbaru
Radio Corner

Facebook