Pelatihan Fasilitator Strategi Sanitasi Total Berbasis Masyarakat ( STBM ) Stunting Prov. Kalteng Tahun 2019

Kontribusi dari Dinkes Prov.Kalteng, 05 Juli 2019 09:12, Dibaca 2,845 kali.


MMCKalteng - Palangka Raya - Pembangunan Kesehatan tahun 2015 – 2019 merupakan salah satu komponen pelaksanaan ke-5 Nawacita Presiden, yaitu meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia. Di dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah ( RPJMN ) 2015 – 2019, Pemerintah menetapkan target tersedianya akses air minun dan sanitasi universal ( 100 % ) bagi seluruh rakyat Indonesia dan Penurunan angka Stunting dari 40 % ke 28 % pada tahun 2019.

Secara spesifik Kementerian Kesehatan menetapkan empat Prioritas Kesehatan 2015 – 2019, yaitu 1) menurunkan angka kematian ibu dan angka kematian bayi, 2) Menurunkan  Prevalensi balita pendek (stunting), 3) menanggulangi penyakit menular HIV-AIDS, Tuberculosis, dan Malaria dan, 4) menanggulangi penyakit tidak menular Hipertensi, Diabetes, Obesitas, Kanker dan gangguan jiwa.

(Baca Juga : Perkembangan Kasus Covid-19 di Kalteng : Sembuh 85 Orang dan Konfirmasi Baru 79 Orang)

Dalam sambutannya sekaligus membuka acara Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalteng dr. Suyuti Syamsul, MPPM yang saat itu di wakili oleh Kepala UPT Bapelkes dr. Lina Victoria Aden, M.M.Kes menyebutkan, Indonesia merupakan negara terbesar kelima dengan jumlah anak stunting di dunia. Studi Pemantauan Status Gizi (PSG) Kementerian Kesehatan tahun 2016 mencatat terdapat 27,5% anak di bawah lima tahun (balita) mengalami stunting dan  sebesar 21,7% anak dibawah dua tahun mengalami stunting di Indonesia. Stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam waktu cukup lama.

Stunting terjadi mulai dari dalam kandungan dan baru terlihat saat anak berusia dua tahun, dimana anak secara fisik terlihat lebih pendek daripada anak lain seumurnya. Kekurangan gizi pada usia dini meningkatkan angka kematian bayi dan anak, menyebabkan penderitanya mudah sakit, memiliki postur tubuh tidak maksimal saat dewasa, dan tidak memiliki kemampuan kognitif yang memadai, sehingga tidak saja mengakibatkan kerugian bagi individu tetapi juga kerugian sosial ekonomi jangka panjang bagi Indonesia.

Dalam upaya menurunkan angka stunting dan mencapai target akses universal air minum dan sanitasi, diperlukan kolaborasi dan integrasi antara program air minum, sanitasi, dan gizi. Kolaborasi ini memerlukan sumber daya manusia (SDM) yang mampu mengelola kegiatan terkait STBM dan stunting yang tersebar merata di seluruh Indonesia. Kolaborasi dan integrasi antara SDM yang memahami STBM dan memahami isu stunting merupakan hal baru. Oleh karena itu, diperlukan kegiatan pengembangan sumber daya manusia, khususnya melalui pelatihan.

Dalam upaya penguatan kapasitas pengelola program STBM dan program penurunan stunting, maka sangat diperlukan Pelatihan Fasilitator STBM-Stunting. Diharapkan pelatihan ini mampu mencetak fasilitator-fasilitator yang mampu menggunakan pendekatan STBM untuk berkontribusi menurunkan angka Stunting di wilayah kerjanya masing-masing sesuai dengan peran dan fungsinya.

Sangat dibutuhkan keterlibatan dan keaktifan Saudara-saudara peserta pelatihan dalam proses belajar-mengajar selama pelatihan agar tujuan pelatihan dapat tercapai.

Dinkes Prov.Kalteng

Merupakan salah satu kontributor di Multimedia Center Provinsi Kalimantan Tengah.

Berita Lainnya
Berita Terbaru
Radio Corner

Facebook