Di Balik Senja Ujung Pandaran, Ada Ritual yang Menjaga Laut

Kontribusi dari ADMIN, 02 September 2025 14:10, Dibaca 359 kali.


MMCKalteng - Kotawaringin Timur – Di ujung selatan Kabupaten Kotawaringin Timur, terhampar sebuah destinasi yang tak hanya memanjakan mata, tetapi juga menyentuh. Pantai Ujung Pandaran, dengan garis pantainya yang panjang dan pasir putihnya yang lembut, telah lama dikenal sebagai salah satu surga bahari di Kalimantan Tengah. Namun, daya tariknya tidak berhenti pada panorama matahari terbenam yang magis; ia juga menjadi panggung bagi sebuah ritual adat penuh makna, "Simah Laut".

Keindahan Ujung Pandaran memang tak terbantahkan. Hamparan pasir putih yang bertemu dengan air lautnya menawarkan ketenangan bagi siapa saja yang datang. Saat sore tiba, langit dari barat berubah menjadi kanvas raksasa berwarna jingga keemasan, menciptakan siluet perahu-perahu nelayan yang pulang melaut, sebuah pemandangan ikonik yang menjadi incaran para wisatawan dan fotografer untuk mencari kedamaian.

(Baca Juga : Hanpang Prov. Kalteng Ikuti Workshop Prevalence of Undernourishment)

Di balik pesonanya yang memukau, Ujung Pandaran menyimpan kearifan lokal yang kuat melalui ritual Simah Laut. Tradisi yang digelar secara turun-temurun oleh komunitas nelayan setempat ini merupakan wujud rasa syukur mendalam kepada Tuhan Yang Maha Esa atas hasil laut yang melimpah, sekaligus menjadi permohonan perlindungan dan keselamatan untuk musim melaut berikutnya.

Simah Laut bukan sekadar seremoni. Prosesinya berlangsung khidmat dan sarat akan simbol. Para nelayan, dipimpin oleh tokoh adat, mempersiapkan aneka sesaji yang terdiri dari hasil bumi, penganan tradisional, hingga kepala hewan ternak sebagai simbol pengorbanan. Sesaji ini kemudian diarak menuju tepi pantai untuk didoakan bersama sebelum akhirnya dilarung (dihanyutkan) ke tengah lautan. Bagi masyarakat nelayan, ritual ini adalah cara untuk menghormati laut yang dianggap sebagai sumber kehidupan dan merupakan warisan leluhur yang harus terus dijaga.

Keberadaan ritual inilah yang memberikan dimensi budaya yang kuat pada pariwisata Pantai Ujung Pandaran. Wisatawan yang beruntung datang saat tradisi ini digelar tidak hanya disuguhi keindahan alam, tetapi juga diajak untuk menyelami kekayaan spiritual dan budaya masyarakat pesisir. Momen ini menjadi atraksi budaya otentik yang menunjukkan bahwa pariwisata dapat berjalan selaras dengan pelestarian tradisi.

Pantai Ujung Pandaran membuktikan bahwa sebuah destinasi bisa menjadi lebih berkesan ketika keindahan alamnya berpadu harmonis dengan warisan budaya yang terus hidup. Ia bukan hanya tentang pasir dan senja, tetapi juga tentang syukur, doa, dan harmoni abadi antara manusia dengan lautan yang menghidupinya. (TRA)

ADMIN

Merupakan salah satu kontributor di Multimedia Center Provinsi Kalimantan Tengah.

Berita Lainnya
Berita Terbaru
Radio Corner

Facebook