Membaca Sejarah Kapuas

Kontribusi dari Gusti Mahfuz, 21 Maret 2019 18:56, Dibaca 1,252 kali.


Budaya membaca bersinergi dengan tingkat kemajuan pendidikan suatu bangsa. Dengan kata lain membaca menjadi hal yang penting bagi kemajuan suatu bangsa. Parameter kualitas bangsa dapat dilihat dari kondisi pendidikannya. Pendidikan selalu berkaitan dengan kegiatan belajar. Belajar identik dengan kegiatan membaca karena dengan membaca akan bertambahnya pengetahuan, sikap, dan keterampilan seseorang.

Berkaitan dengan kegiatan membaca, salah satu yang dapat dilakukan dengan membaca sejarah. Sejarah Kabupaten Kapuas adalah salah satu kabupaten otonom eks daerah Dayak Besar dan Swapraja Kotawaringin yang termasuk dalam wilayah Karesidenan Kalimantan Selatan. Etnik Dayak Ngaju merupakan penduduk asli Kabupaten Kapuas. Etnik ini terdiri dari dua sub suku; suku Oloh Kapuas-Kahayan, Oloh ot Danom berdasarkan panuturan pusaka tetek tatum nenek moyang suku dayak Ngaju. Pada mulanya bermukim di sekitar pegunungan schaner di Sentra Kalimantan (Alang, 1981) barulah pada perkembangan berikutnya suku Dayak Ngaju bermukim  menyebar di sepanjang tepi Sungai Kapuas dan Sungai Kahayan. 

(Baca Juga : Kontrol Diri Anak)

Pada sekitar abad XIV dalam naskah Negarakertagama yang ditulis oleh Pujangga Prapanca dari Majapahit pada tahun 1365 M menyebutkan adanya permukiman ini. Kemudian dalam naskah Hikayat Banjar, berita Thionghoa pada masa Dinasti Ming (1368-1644 M) dan piagam-piagam perjanjian antara Sultan Banjarmasin dan Pemerintah Belanda pada abad XIX memuat berita adanya permukiman di sepanjang Sungai Kapuas dan Sungai Kahayan yang disebut Pemukiman Lewu Juking yang terletak sekitar 10 km dari arah pesisir laut Jawa. Permukiman ini cukup banyak bersama dengan permukiman disekitarnya dipimpin oleh seorang kepala suku bernama Raden Labih. 

Pada tahun 1800 banyak penduduk pindah mencari tempat baru. Akibat perpindahan penduduk Lewu Juking dan sekitarnya, maka sepanjang arah Sungai Kapuas dan Sungai Kapuas Murung bermunculan permukiman-permukiman baru, seperti di tepi Sungai Kapuas Murung muncul permukiman Sungai Pasah yang dipimpin Malik gelar Raksapati I dan Bahar gelar Raksapati II, Palingkau dipimpin oleh Dambung Tuan, permukiman Sungai Handiwung dipimpin oleh Dambung Dayu, permukiman Sungai Apui (seberang Palingkau) dipimpin oleh Raden Labih yang kemudian digantikan oleh putranya Tamanggung Ambu, sedangkan di tepi Sungai Kapuas terdapat permukiman baru, seperti Sungai Basarang, Pulau Telo, Sungai Bapalas, dan Sungai Kanamit yang nama-nama pemimpinnya baru diketahui ketika terjadi perlawanan bersenjata terhadap Belanda di sekitar Kuala Kapuas (1859-1860). 

Sungai Basarang dipimpin oleh Panglima Tangko, Sungai Bapalas oleh Panglima Uyek dan Sungai Kanamit dipimpin oleh Petinggi Sutil. Penduduk asli di Kabupaten Kapuas adalah Suku Dayak Ngaju, yang terdiri dari dua suku yaitu Uluh Kapuas-Kahayan yang mendiami sepanjang tepian Sungai Kapuas-Kahayan bagian hilir dan tengah dan Uluh ot Danum yang mendiami sepanjang tepian Sungai Kapuas-Kahayan bagian Hulu. Sejak tahun 1606 sampai dibubarkanya VOC dan digantikan oleh Pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1800, kawasan Kapuas-Kahayan bersama penduduknya masih terisolasi sekian lama dari hubungan dengan dunia luar. Februari 1860 dalam rangka mengawasi lalu lintas perairan di kawasan Kapuas, Pihak Belanda membangun sebuah fort (benteng) di ujung murung dekat muara Sungai Kapuas, sekitar rumah jabatan Bupati Kapuas sekarang. Bersamaan dengan adanya benteng di tempat tersebut lahirlah nama Kuala Kapuas yang diambil dari sebutan penduduk setempat yang sedianya menyebut dalam bahasa Dayak Ngaju Tumbang Kapuas. Membaca sejarah Kapuas membantu dalam mencari bukti peradaban, menentukan asal-usul, mengetahui mimpi-mimpi masa lalu yang belum terealisasikan, meningkatkan rasa persatuan bangsa, dapat belajar kepemimpinan, dan memberi kekuatan mental.(syatkmf)

Gusti Mahfuz

Merupakan salah satu kontributor di Multimedia Center Provinsi Kalimantan Tengah.

Berita Lainnya
Artikel
Artikel
Artikel
Berita Terbaru
Radio Corner

Facebook