Diet Mediterania Ikan Gabus: Pola Sehat Ideal dengan Konsumsi Ikan Lokal

Kontribusi dari Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kalimantan Tengah, 06 Desember 2021 10:00, Dibaca 25 kali.


Pola konsumsi makanan saat ini merupakan sebuah hal yang tak dapat terpisahkan dari gaya hidup. Dengan membentuk pola konsumsi makanan yang buruk, maka akan mendatangkan petaka bagi kesehatan tubuh. Kegemaran kaum milenial dengan mengonsumsi makanan cepat saji dan serba instan menjadi sebuah kenikmatan yang mengundang risiko di kemudian hari.

Padahal, jika dibandingkan berdasarkan kandungan gizi, sudah sangat jelas bahwa mengonsumsi daging ataupun ikan dengan olahan mandiri memiliki kandungan gizi lebih baik dan seimbang dibandingkan makanan cepat saji. Selain itu mengonsumsi makanan cepat saji dengan jumlah besar akan meningkatkan risiko mengalami obesitas hingga penyakit vaskular.

(Baca Juga : Wahana Ekspresi Melalui Debat)

Pada satu sisi lainnya, makanan cepat saji dan serba instan seakan menjadi sebuah kerikil bagi para petani dan nelayan lokal agar tetap berdaya. Konsumsi daging dalam bentuk junk food menjadi kegemaran bagi anak-anak muda dibandingkan mengonsumsi olahan hasil bumi negeri sendiri. Oleh karena itu, diperlukan sebuah pola yang mengedepankan keseimbangan gizi  dan  membentuk  tubuh  dengan  berat  ideal  dan  sehat  namun  tetap  mengutamakan konsumsi pangan lokal.

Salah satu pola diet yang dapat diterapkan oleh kalangan milenial saat ini adalah pola Mediterania. Pola diet ini mulai populer berkat pilihan konsumsi yang mengutamakan sayuran dan ikan segar. Dilansir dari Hellosehat.com, diet Mediterania adalah pola makan yang dibuat berdasarkan konsumsi berbagai makanan tradisional dari negara Italia dan Yunani yang dikenal sejak tahun 1960-an. Pola diet Mediterania mengedapankan pilihan makanan kaya akan karbohidrat kompleks, protein, vitamin, mineral, dan omega 3. Pola diet ini diterapkan dengan mengonsumsi berbagai sayur dan buah, minyak zaitun, biji-bijian, kacang, serta rempah-rempah, lalu mengonsumsi sebanyak tiga kali dalam seminggu berbagai jenis ikan dan seafood serta membatasi konsumsi daging merah.

Pilihan jenis ikan yang populer disarankan dalam menerapkan pola diet Mediterania adalah salmon. Hal ini dikarenakan ikan salmon kaya akan protein, omega 3, dan vitamin 12. Namun, sebenarnya berbagai jenis ikan lokal di daerah Provinsi Kalimantan Tengah memiliki kandungan  yang  tidak  kalah dibandingan si ikan salmon, contohnya adalah ikan gabus. Dikutip dari Lokadata.com, seluruh kandungan gizi yang dibutuhkan oleh tubuh saat menjalani diet juga ditemukan pada ikan gabus. Salah satu kandungan yang dapat diunggulkan dari ikan gabus adalah mengandung protein dan omega 3 yang tinggi.

Dalam 100 gram ikan gabus mengandung 25,2 gram protein. Sementara, berdasarkan penelitian dari jurnal Zulfa Labibah dan Isti Anggraini (2016) presentase kandungan omega 3 pada bagian badan gabus budidaya sebesar 5,6% dan ikan gabus liar 9,0%. Selain itu, ikan gabus juga mengandung zat Albumin yang membantu tubuh mengubah plasma protein dalam darah sehingga kandungan nutrisi pada ikan gabus secara optimal terserap oleh tubuh.

Ikan gabus merupakan pilihan yang tepat dalam menerapkan pola diet Mediterania. Hal ini dikarenakan ikan gabus cukup mudah didapatkan dan selalu tersedia di pasar tradisional. Sementara itu, jika dinilai dari sisi ekonomis, ikan gabus tetap lebih murah jika dibandingkan dengan ikan salmon.

Dengan mengonsumsi ikan gabus dalam menerapkan diet Mediterania, kita juga turut membantu para nelayan dan pembudidaya ikan lokal berjaya. Pola konsumsi masyarakat yang baik dan mengutamakan pangan lokal akan membentuk sebuah masyarakat yang sehat dan sejahtera. Kelestarian ikan lokal juga akan terus terjaga dengan keseimbangan antara konsumsi dan produksi. Dengan demikian pastinya akan terwujud generasi yang sehat, tangguh, dan unggul serta ikan lokal menjadi sentral komoditas di Provinsi Kalimantan Tengah.

Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kalimantan Tengah

Merupakan salah satu kontributor di Multimedia Center Provinsi Kalimantan Tengah.

Berita Lainnya
Artikel
Artikel
Artikel
Berita Terbaru
Radio Corner

Facebook