Sekilas Info
Kontribusi dari TPHP Prov Kalteng, 27 Agustus 2021 10:00, Dibaca 697 kali.
MMCKalteng - Palangka Raya - Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Peternakan (TPHP) Prov. Kalteng Hj. Sunarti pada kegiatan launching produk pengendalian OPT ramah lingkungan klinik PHT Basarang Lestari di Basarang, Kabupaten Kapuas, Jumat (27/8/2021), menyampaikan bahwa Klinik Pengendalian Hama Terpadu (PHT) merupakan salah satu kelembagaan petani di tingkat Kecamatan yang berfungsi memproduksi APH (agens pengendalian hayati) di tingkat petani dalam upaya mengurangi penggunaan pestisida sintetik, wadah forum pertemuan dan diskusi bagi petani dalam pemecahan permasalahan aspek budidaya serta penanganan hama dan penyakit tanaman secara terpadu, serta mengupayakan produksi buah dan sayuran yang dibudidayakan secara sehat, aman konsumsi dan ramah lingkungan.
Klinik PHT di Prov. Kalteng difasilitasi Direktorat Perlindungan Tanaman Hortikultura, Dirjen Hortikultura Kementerian Pertanian. Klinik PHT dibawah binaan Dinas TPHP Prov. Kaltengmelalui UPTD Balai Perlindungan Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPTPH) Prov. Kalteng sebagai pembina teknis dan pendampingan di lapangan. Klinik PHT Basarang Lestari yang berlokasi di desa Bungai Jaya, Kecamatan Basarang, Kabupaten Kapuas, dibentuk berdasarkan Surat Keputusan (SK) Kepala Dinas TPHP Prov. Kalteng Tahun 2020.
"Keberadaan klinik PHT sebanyak 11 unit di Provinsi Kalimantan Tengah masih dalam taraf penumbuhan dan pengembangannya, yang tersebar di Kabupaten/Kota yaitu Kapuas 2 unit, Pulang Pisau 1 unit, Kotawaringin Timur 2 unit, Kotawaringin Barat 2 unit, Barito Utara 1 unit, Barito Timur 1 unit dan Kota Palangka Raya 2 unit. Klinik PHT Basarang memiliki lokasi yang strategis di wilayah food estate dengan kampung hortinya yang ada di Basarang, tentunya memiliki peran penting dalam mendukung keberhasilan program pertanian khususnya komoditas hortikultura dalam aspek pengendalian hama dan penyakit tanaman dengan penyediaan dan penggunaan produk ramah lingkungan bagi para petani," lanjutnya.
Kepala Dinas TPHP juga menambahkan bahwa pada tahun 2021, klinik PHT Basarang Lestari berperan dalam kontribusi gerakan pengendalian OPT (Organisme Pengganggu Tumbuhan) sebagai pengawalan program kegiatan gerakan pengendalian organisme tanaman Hortikultura di wilayah kabupaten Kapuas khususnya di Kecamatan Basarang/kampung horti dengan luasan pengendalian 36 Hektar, dengan penyediaan dan penggunaan produk pengendalian OPT ramah lingkungan berupa Plant Growth Promoting Rhizobacteria (PGPR) dan pestisida nabati yaitu Komoditas Cabai 10 Ha (Kecamatan Basarang, Kecamatan Selat dan Kecamatan Kapuas Timur), Komoditas Jeruk 10 Ha (Kecamatan Basarang), dan Komoditas Sayuran daun 16 Ha (Kecamatan Basarang). Produk ramah lingkungan yang diproduksi oleh klinik PHT Basarang Lestari dalam mendukung gerakan pengendalian OPT Hortikultura di Kabupaten Kapuas tahun 2021, dengan pembinaan dan pendampingan BPTPH/petugas POPT dan Pengawasan produk dari LPHP Mampai Kapuas berupa :
a. Plant Growth Promoting Rhizobacteria (PGPR)
Bahan : campuran akar bambu, gula pasir, dedak, terasi.
Volume yang diproduksi 500 liter.
b. Pestisida Nabati
Volume yang diproduksi 500 s/d 1000 liter.
Bahan dan fungsi:
Daun nimba, daun sirsak, daun pepaya, tembakau, bawang putih, serai dan lengkuas, dan bahan lainnya yang memiliki kandungan sebagai insektisida untuk mencegah kerusakan dari hama (serangga, ulat, belalang, siput, dll) dan berfungsi sebagai fungisida (cendawan).
c. Budog Lesatri 100 liter
Bahan : campuran belerang, kapur gasping
Fungsi : mencegah hama (ulat daun) dan penyakit jamur upas pada tanaman jeruk.
d. Tricoderma/Tricopadat
Bahan dari beras, kentang dan isolat tricoderma.
Volume yang diproduksi 50 Kg (250 kemasan @200 gram.
Klinik PHT Basarang 11 siap berinovasi dan menyediakan bahan pengendalian OPT yang ramah lingkungan, berupa PGPR, Pesnab, burdog lestari dalam kemasan, tlcopadat dan tricokompos. Juga menyediakan bibit tanaman organik dalam polibag seperti cabai, tomat, terong, bibit tanaman refugia, yang berfungsi sebagai tempat musuh alami (TPHP/Foto:UPTD BPTPH).