Batang Garing dan Tingang Simbol Puspa dan Satwa Dayak

Kontribusi dari Gusti Mahfuz, 09 November 2018 10:23, Dibaca 248 kali.


Pohon dan hewan dapat dijadikan sebagai simbol/ikon oleh penduduk lokal, sehingga pengetahuan dan keyakinan mereka terhadap pohon batang garing (pohon kehidupan) sebagai petunjuk memahami kehidupan. Pohon batang garing adalah pohon simbolis yang diciptakan bersamaan dengan diciptakannya leluhur Dayak Ngaju. Pohon ini dianggap menjadi pohon petunjuk untuk mengatur kehidupan yang harus diajarkan pada orang Dayak Ngaju.

Teras Mihing (1986) menyebutkan pohon batang garing berbentuk tombak (Ranying Pandereh Bunu) dan menunjuk ke atas. Pohon tersebut melambangkan Ranying Hatalla Langit. Bagian bawah pohon yang ditandai oleh adanya guci (Katalatah) berisi air suci yang melambangkan Jatha Balawang Bulau atau dunia bawah. Inti yang disampaikan bahwa dunia atas dan dunia bawah pada hakikatnya bukanlah dua dunia yang berbeda, melainkan sebenarnya merupakan suatu kesatuan dan saling berhubungan. Dahan-dahan pohon perlekuk melambangkan Jata sedangkan daun-daun berbentuk ekor burung enggang. Perlambangan deskripsi tentang kesatuan tetap dipertahankan. Setiap buah batang garing terdiri dari tiga yang menghadap ke atas dan tiga yang menghadap ke bawah. Hal tersebut mendeskripsikan tiga kelompok besar manusia sebagai keturunan Maharaja Sangiang, Maharaja Sangen, dan Maharaja Bunu. Pulau Batu Nindan Tarung yakni pulau tempat kediaman manusia pertama sebelum manusia diturunkan ke bumi sebagai wujud tempat bertumpu batang garing. Burung Tingang (Enggang) dan matahari memberi simbol bahwa asal-usul kehidupan ini adalah berasal dari atas. Burung enggang dan matahari sebagai lambang lambang-lambang Ranying Mahatala Langit yang merupakan sumber segala kehidupan.  

(Baca Juga : Basis Inovasi)

Pohon sebagai salah satu organisme yang memiliki kemampuan kuat untuk bertahan hidup di dunia. Walaupun satu bagian dari pohon tersebut telah mati, bagian lainnya masih terus berkembang dan mampu bertahan melawan parasit dan bakteri yang mematikan. Hal ini terjadi karena pohon memiliki cara hidup tersendiri. Prinsip hidup pohon yang tangguh mengajarkan pada kita untuk memiliki konsistensi yang tinggi. Pohon tumbuh lurus ke atas tanpa berkelok berpegang pada keyakinan benar dari awal sampai akhir kehidupan.

Cara pohon berdiri dan menutupi pohon di sekitarnya dianggap memiliki kekuatan hidup. Pohon tersebut akan menaungi kehidupan bermacam tanaman yang ada di bawahnya dan binatang bahkan serangga. Pohon yang sudah bertahan hidup lama sangat bermanfaat untuk kehidupan di sekitarnya. Apalagi beberapa pohon yang sanggup menghasilkan buah bermanfaat untuk memenuhi keperluan makhluk hidup.

Peran besar sebuah pohon dapat mengubah bahan-bahan anorganik yang berasal dari dalam tanah dan udara sangat kecil menjadi bahan-bahan organik yang kompleks (karbohidrat, protein, lemak) dan berwujud nyata. Pohon tidak bisa mencuci diri sendiri, tetapi mampu membersihkan lingkungan sekitarnya dari berbagai jenis pencemaran. Deskripsi ini mengarahkan pada peran kita jangan hanya bisa mengotori tetapi bertanggung jawab untuk membersihkannya. Kita terapkan agar kehidupan ini lebih hijau dan ramah lingkungan. Setiap sampah yang dihasilkan sebaiknya dapat didaur ulang menjadi bahan baku yang bermanfaat untuk membuat barang lain yang lebih berguna.

Dedaunan yang terdapat dalam sebuah pohon sama meskipun letaknya di atas atau di tengah, di kanan atau di kiri. Demikian juga kehidupan kita setara antara satu dan yang lainnya tanpa membedakan apapun. Setiap keberhasilan maupun kegagalan dari sebuah pohon berasal dari akarnya. Sekuat dan sebesar apapun batang dan serekat apapun ranting menempel pada daun, jika akarnya kering semua itu hanya akan membuat daun-daun menguning. Pada akhirnya berguguran dan tentu jika hal itu dibiarkan, sebesar apapun pohon tersebut berakhir dengan tumbang. Dengan penuh kesadaran bahwa semua tekanan itu tidak akan membuat pohon patah terkulai.

Kita seharusnya semakin bijak dan semakin luas manfaat bagi kehidupan orang lain juga lingkungan sekitarnya. Mulailah beraktivitas memberi manfaat bagi diri sendiri, sehingga mampu mengayomi dan menopang kehidupan orang-orang di sekitarnya. Pohon dan segala unsur yang ada di dalamnya memberi komunikasi kepada kita untuk dijadikan bahan ilmu pengetahuan menuju terciptanya kehidupan ke arah yang lebih baik lagi. Menyitir tema hari cinta puspa dan satwa nasional yang diperingati tahun 2018 adalah Mari Selamatkan Puspa dan Satwa Indonesia. Peringatan ini bertujuan meningkatkan kepedulian, perlindungan, pelestarian puspa dan satwa Indonesia. (syatkmf)

 

Gusti Mahfuz

Merupakan salah satu kontributor di Multimedia Center Provinsi Kalimantan Tengah.

Berita Lainnya
Berita Terbaru
Radio Corner

Facebook