Baju Sangkarut : Pakaian Khas Kaum Adam Suku Dayak Ngaju

Kontribusi dari Rikah Mustika, 19 Mei 2018 10:41, Dibaca 11,994 kali.


Baju Sangkarut atau dikenal juga Baju Basulau merupakan pakaian rompi yang dilapisi oleh Sulau (kerang). Sangka artinya pembatas, yang memiliki filosofi baju ini bisa membatasi dan menangkal setiap gangguan para roh halus yang akan datang pada pemakainya. Selain itu, baju ini dipercaya bisa melindungi pemakainya dari pengaruh orang jahat.

Baju ini terbuat dari bahan yang mengandung serat daun nanas, serat daun lemba, serat tengang, dan serat nyamu. Kulit nyamu (kulit daun lemba) merupakan kulit tumbuhan pinang puyuh yang banyak ditemukan di ekosistem hutan hujan tropis seperti di Kalimantan. Kulit ini memiliki struktur yang keras dan berserat, sehingga dapat dirajut dan dibentuk layaknya rompi.

(Baca Juga : Seleksi Guru Berprestasi 2024 di Kalteng, Wujud Apresiasi dan Peningkatan Kualitas Pendidikan)

Baju ini biasanya dihiasi dengan lukisan dari cat alami atau dari berbagai macam hiasan, seperti tempelan kulit trenggiling, kancing, uang logam, manik-manik dan benda-benda magic (azimat.)

Baju ini umumnya digunakan untuk perang. Dengan adanya bahan-bahan azimat, orang yang memakai baju ini kebal akan senjata tajam atau senjata api. Menurut sejarah, pada perang di Kuta Bataguh, kesatria Dayak Ngaju menggunakan baju ini dalam menghadapi serangan pasukan musuh dari Negeri Sawang. Selain untuk perang, Baju Sangkarut juga bisa digunakan untuk acara pernikahan.

Saat ini Baju Sangkarut sangat langka dan sulit ditemukan. Dengan adanya ilmu tekstil dan teknologi di era modern, masyarakat suku Dayak Ngaju mulai beralih ke jenis pakaian yang lebih nyaman untuk dipakai. (Foto : Net)

Rikah Mustika

Merupakan salah satu kontributor di Multimedia Center Provinsi Kalimantan Tengah.

Berita Lainnya
Berita Terbaru
Radio Corner

Facebook