Gubernur Kalteng Tinjau Kondisi Pasien Dampak Karhutla di RSUD Pulang Pisau

Kontribusi dari Ari Purna Prahara, 17 September 2019 14:29, Dibaca 1,288 kali.


MMCKalteng - Pulang Pisau - Usai pimpin langsung rapat terkait upaya pencegahan dan penanganan Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) dan melakukan peninjauan ke posko Satuan Tugas (Satgas) siaga bencana Karhutla di Kabupaten Kapuas pada, Senin (16/9/2019) malam, Gubernur Kalteng H. Sugianto Sabran beserta rombongan langsung bertolak ke Kabupaten Pulang Pisau pada Senin, (17/9) pagi.

Orang nomor satu di Bumi Tambun Bungai itu langsung menuju ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Pulang Pisau, di Jalan. W.A.D Duha Komp. Perkantoran Rey IV, Mantaren I, Kahayan Hilir, untuk meninjau kondisi masyarakat yang terpapar asap akibat dari dampak Karhutla.

(Baca Juga : Gubernur Kalteng : Generasi Muda Kita Harus Berkarakter dan Berbudaya)

Gubernur Kalteng mendengarkan satu-persatu keluhan dari warganya yang menjadi korban dari kabut asap yang semakin pekat dan harus mendapatkan perawatan di RSUD Pulang Pisau. 

Turut hadir mendampingi Bupati Pulang Pisau Edy Pratowo beserta jajaran Pemerintah Kabupaten Pulang Pisau terkait, Kepala Dinas Kehutanan Prov. Kalteng, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Prov. Kalteng, Kepala Dinas Kesehatan Prov. Kalteng, Plt. Kepala Dinas Lingkungan Hidup Prov. Kalteng, Kepala Dinas Pertanian Prov. Kalteng, serta pejabat terkait lainnya.


Kepala Dinas Kesehatan Prov. Kalteng Suyuti Syamsul menjelaskan bahwa Ispa dari sistem kewaspadaan dini tidak mengalami peningkatan yang signifikan. Jadi dari sisi kesehatan belum memenuhi syarat untuk menaikan status menjadi kejadian luar biasa.

"Ispa itu sampai sekarang dari sistem kewaspadaan dini kita itu tidak ada peningkatan signifikan, naiknya dari minggu ke minggu itu sekitar 10%, maka sebetulnya dari sisi kesehatan itu tidak ada syarat untuk menaikan status menjadi kejadian luar biasa," kata Suyuti.  

Lebih lanjut Suyuti menjelaskan bahwa tapi kesehatan itu hanya salah satu syarat, "karena ada 11 syarat dan kalkulasi kita kemarin itu sebetulnya ada 10 terpenuhi, padahal cukup 5 jadi sebetulnya sudah layak dinyatakan tanggap darurat bencana, tapi ada syarat lagi, harus ada kabupaten kota minimal 1 kabupaten atau 2 kota yang menyatakan," lanjutnya.  

"Tetapi meskipun belum sampai tanggap darurat, tapi perlakuan kita ke masyarakat kan sudah seperti itu, contoh kita sudah siapkan rumah singgah, kemudian pembebasan biaya, pembebasan biaya kan di Kalteng ini sekitar 20% yang belum punya BPJS, jadi yang prioritas yang 20% itu," tuturnya.  

Suyuti menerangkan Ispa terbanyak ada di Kota Palangka Raya, Kabupaten Pulang Pisau, dan Sampit, Kotawaringin Timur. "Cuma kan tidak bisa ditarik kesimpulan dari sisi persentase, kenapa? Jumlah penduduk kan sampit hampir 2 kali lipat dari jumlah penduduk Palangka Raya, bisa 3 kali lipat dari Pulang Pisau, jadi totalnya itu rata2 itu minggu terakhir ini 2.800 yang terkena ISPA," paparnya.  


"Tetapi saya perlu menggarisbawahi yang terkena ISPA itu kan yang melapor melalui sistem kita di Puskesmas, Rumah Sakit, tapi yang terkena Ispa berobat sendiri kan tidak terlapor sama pihak kita. Untuk rentang usia yang paling banyak itu anak-anak dan lansia," ujarnya. (ARP/Foto:Yds/xcv)

Ari Purna Prahara

Merupakan salah satu kontributor di Multimedia Center Provinsi Kalimantan Tengah.

Berita Lainnya
Berita Terbaru
Radio Corner

Facebook