Memutuskan Mata Rantai Putus Sekolah Anak-Anak Pinggiran Sungai Kahayan

Kontribusi dari Martiana Winarsih, 11 September 2019 20:56, Dibaca 21 kali.


MMCKalteng, Palangka Raya – Kemajuan sebuah bangsa ditentukan oleh kemampuan para pendidiknya untuk mengubah karakter generasi penerusnya ke depan. Tanpa figur pendidik, mungkin bangsa besar seperti Indonesia tidak akan dapat menikmati hasil jerih payah putra-putri nusantara yang sudah mendorong perkembangan tersebut.

(Baca Juga : Genjot Peningkatan PAD, Bapenda Kobar Lakukan Sosialisasi Pajak Parkir)

Beberapa waktu yang lalu, saat Dinas Komunikasi, Informatika, Statistik dan Persandian Kota Palangka Raya bersama Tim Media Center mengunjungi Rumah Baca dan Belajar atau bisa di sebut “Ransel Buku” yang berada di daerah Petuk Ketimpun dan menjumpai Feri Irawan, seorang tenaga pengajar yang tidak kenal lelah mengajar anak- anak di lingkungan rumahnya untuk memperoleh ilmu pengetahuan.

Menurut Feri, jumlah tenaga pengajar sukarela ada 3 orang dan setiap harinya mereka mengajar anak-anak yang berada di pinggiran Sungai Kahayan sekitar 40-50 orang dengan jenjang usia yang berbeda-beda, ucapnya.

Rumah ransel buku ini tepat berada dipinggir Sungai Kahayan, dibangun persis di sebelah rumah Fery tinggali dengan orangtuanya dan Fery bercerita banyak tentang Ransel Buku yang dia dirikan besama dengan temannya Abdul Aini sejak tahun 2012.

Lanjutnya, sebenarnya sejak mulai tahun 2009 saya dan teman saya Abdul Aini sudah keliling pinggiran Sungai Kahayan dengan membawa buku bacaan menggunakan ransel, setiap ada anak-anak yang sedang kumpul kita datangi dan membagi-bagi buku untuk dibaca, dari situlah awal mula kita menamai rumah baca dan belajar ini Ransel Buku, kata Feri.

Ketika dikonfirmasi awak media center via whatsapp, Rabu (11/9/2019) Feri katakan bahwa motivasinya mendirikan ransel buku, agar anak-anak ini jangan bernasib sama dengan orangtuanya, “Orang tua anak yang saya ajari ini adalah teman saya sepermainan dulu, mereka menikah dibawah umur dan hanya sekolah sampai tingkat SD sampai SMP dan untuk menghidupi kebutuhan keluarga hanya dengan dengan menangkap ikan di sungai. Saya tidak ingin anak-anak ini sama seperti orang tuanya dan saya ingin membantu mereka mencapai cita-cita mereka. Hanya dengan ilmu pengetahuanlah mereka bisa bersaing sesuai dengan tuntutan jaman. Saya ingin memutus mata rantai itu”, jelas Fery.

Pria lulusan Universitas Palangka Raya jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) menghabiskan waktunya mengajar anak-anak di Ransel Buku dan tidak dipungut biaya.“Saya yakin dengan ransel buku ini pengetahuan anak-anak di kampung saya semakin luas ditambah lagi dengan pendidikan formal di sekolah sehingga mata rantai tidak sekolah dan pernikahan usia dini bisa terputus hanya di orang tuanya saja” pungkasnya.  (MC Isen Mulang).

 

Martiana Winarsih

Merupakan salah satu kontributor di Multimedia Center Provinsi Kalimantan Tengah.

Berita Lainnya
Berita Terbaru
Radio Corner

Facebook