Lestarikan \"Manyipet\" Olah Raga Khas Dayak

Kontribusi dari Martiana Winarsih, 30 Agustus 2019 14:39, Dibaca 47 kali.


MMCKalteng, Palangka Raya – Sipet, Mandau, Tameng, dan Tombak merupakan seperangkat peralatan perang maupun sebagian digunakan untuk berburu oleh suku Dayak  Kalimantan Tengah. Terkhusus untuk Sipet, konon dalam masa peperangan Sipet merupakan senjata yang paling ditakuti  penjajah,  karena mempunyai kemampuan serang jarak jauh tanpa mengeluarkan bunyi.

Bahkan  sebelum berperang laskar atau pasukan Dayak kala itu, memoles lebih dulu anak sumpit atau damek (peluru sumpit) dengan ipu atau racun, baru kemudian dimasukan kedalam Sipet sehingga mampu membunuh lawan dalam tempo beberapa detik atau beberapa menit saja. Gambaran tersebut disampaikan Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Provinsi Kalteng, Guntur Talajan, saat dibincangi, Jumat (30/8/2019).

(Baca Juga : Membangun Sektor Wisata Harus Bersinergi)

Menurutnya, untuk melestarikan warisan leluhur, maka Disbudpar Kalteng saat ini, terus gencar melalukan pengenalan kepada kalangan masyarakat maupun  generasi muda  tentang  kearifan lokal maupun nilai dari warisan  budaya. “Seperti halnya sipet yang merupakan senjata khas Dayak. Kita  mengenalkan kepada setiap generasi senjata  ini, namun dalam bentuk olahraga tradisional manyipet,” ungkap Guntur.

Dikatakan, yang  melatarbelakangi perkembangan dan pertumbuhan permainan manyipet atau manyumpit ini adalah tuntutan dari penggunaannya alat tersebut oleh suku Dayak. Namun demikian, kepandaian menyumpit ini harus ditempa hingga tercapai suatu tingkat keterampilan yang dapat diandalkan. “Maka itu pentingnya  kita mengenalkan senjata khas Dayak ini kepada generasi muda dalam bentuk olahraga tradisional manyipet. Ini harus kita lakukan sebagai upaya melestarikan kebudayaan,” cetus Guntur.

Sementara itu  Kepala UPT Museum Balanga, Maliaki menambahkan, jika sebelumnya pihaknya telah menggelar kegiatan lomba mangaruhi maka pihaknya juga mengadakan lomba manyipet. “Selain Mangaruhi, Manyipet juga nantinya diadakan  Lomba Besei Kambe hingga lomba Kelotok Perlombaan ini juga dalam rangka memeriahkan peringatan HUT  ke 74 RI,” terangnya.

Maliaki berharap, masyarakat bisa turut berpartisipasi baik sebagai peserta, maupun sekedar menyaksikan segala perlombaan yang digelar. Dengan hadirnya masyarakat kata dia dapat memicu semangat generasi muda untuk terus melastarikan beragam kekayaan budaya yang diwarisi nenek moyang. (MC. Isen Mulang)

Martiana Winarsih

Merupakan salah satu kontributor di Multimedia Center Provinsi Kalimantan Tengah.

Berita Lainnya
Berita Terbaru
Radio Corner

Facebook