Apresiasi Tari Kapuas Lewun Itah Badengkoy

Kontribusi dari Gusti Mahfuz, 31 Maret 2019 07:35, Dibaca 15,526 kali.


Karya tari daerah memiliki keunikan yang berbeda-beda. Keunikan tersebut bukan hanya terletak pada gerak, iringan, melainkan juga busananya. Lebih lanjut dikatakan bahwa keunikan karya tari dapat dilihat dari hasil karya dan penampilannya yang berupa gerak dipadukan dengan unsur-unsur pendukungnya demikian juga dengan jumlah penarinya. Tari daerah dapat dilakukan, baik secara perseorangan, berpasangan, maupun secara kelompok. Penyajian tari perseorangan atau tari tunggal, berpasangan dan kelompok memiliki karakteristik berbeda. Kemampuan individu menjadi kekuatan pada penyajian tari tunggal. Begitu juga dengan tari berpasangan diperhatikan perlunya ada koordinasi dalam melakukan gerak antardua orang penari. Apalagi dengan tari kelompok memerlukan kerjasama dan kemampuan sama dalam menari. 

Pagelaran Tari Kapuas Lewun Itah Badengkoy yang digelar di lapangan Stadion Panunjung Tarung Kuala Kapuas diberikan apresiasi tinggi oleh Bupati Kapuas Ben Brahim S Bahat. Beliau menyebutkan tarian dengan jumlah penari yang banyak akan menambah kekuatan untuk mengamalkan nasehat atau petuah bijak dalam syair lagu sebagai pedoman dalam membangun memajukan Kabupaten Kapuas. Senada dengan Ketua Panitia Pelaksana Dr. H. Suwarno Muriyat mengatakan harapan kita semua melalui kegiatan ini dapat melestarikan budaya bangsa, khususnya tari Dayak Ngaju di Kalteng. Kapuas Lewun Itah Badengkoy adalah gabungan kata dari Kapuas yang merupakan sebuah kabupaten tertua di Kalimantan Tengah dan beribu kota di Kuala Kapuas, selanjutnya Lewun Itah memiliki arti tanah tempat tinggal kita, dan Badengkoy artinya tarian yang dengan musik yang bisa dilakukan siapa saja sebagai wujud rasa gembira. Arti pagelaran tari daerah ini terdiri dari dua bagian, Kapuas Lewun Itah ialah tari garapan baru yang menggambarkan semangat kerja dalam suka cita dan diiringi musik serta syair berbahasa Dayak Ngaju, sedangkan Badengkoy adalah tari yang menggambarkan suasana gembira khas daerah siku Dayak Ngaju.

(Baca Juga : Literasi melalui Riset Perpustakaan)

Apresiasi seni tari yang dimaksud mengandung tiga unsur seni dalam  berapresiasi, yakni karya seni, aktivitas penciptaan, dan aktivitas penghayatan seni. Ketiga unsur itu menjadi satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Berikutnya fungsi tari apresiasi tari, yakni memberikan penghargaan, penikmatan, penilaian terhadap seni tari atau kesadaran terhadap seni tari. Penilaian fungsinya untuk mencari nilai-nilai seni tari, memahami isi dan pesan, dan mengadakan perbandingan-perbandingan, sehingga mendapatkan kesimpulan.

Berkaitan dengan apresiasi tari sebagai usaha memahami secara menyeluruh terhadap isi atau maksud karya seni tari yang diciptakan. Apresiasi juga menjadi usaha untuk menangkap maksud-maksud yang terkandung dalam suatu karya tari, atau usaha menggali/mencari nilai-nilai yang terkandung dalam karya seni. Apresiasi dikatakan berhasil apabila suatu karya seni komunikatif terhadap maksud dari pihak seniman penciptanya dan pihak apresiator/pengamat atau penikmatnya.

Keunikan gerak Tari Kapuas Lewun Itah Badengkoy dapat sebagai satu kekayaan budaya yang mencerminkan kearifan lokal dalam kehidupan. Keunikan gerak tari daerah ini diciptakan sebagai simbolisasi dan sebagai bentuk rasa syukur terhadap kemakmuran yang telah diberikan Tuhan dalam kehidupan di masyarakat. Gerak tari daerah dilakukan dengan mengikuti aturan-aturan yang diakui masyarakat setempat. Berkembangnya seni tari daerah bahkan sudah mengakar pada semua sendi masyarakat dan tumbuh menjadi sebuah budaya. Hal ini akan menjadi daya tarik utama pada semua bentuk pertunjukan seni dan budaya di daerah. Untuk itu, gerakan penari dapat memperkuat maksud atau pesan yang ingin disampaikan.(syatkmf)

Gusti Mahfuz

Merupakan salah satu kontributor di Multimedia Center Provinsi Kalimantan Tengah.

Berita Lainnya
Artikel
Artikel
Berita Terbaru
Radio Corner

Facebook