Hari Jadi Kapuas

Kontribusi dari Gusti Mahfuz, 24 Maret 2019 18:58, Dibaca 2,294 kali.


Hari jadi sebuah daerah dapat berbeda antara daerah satu dan daerah yang lain. Hari jadi daerah bisa didasarkan kepada tujuan tertentu. Hal ini sebagai upaya membangkitkan rasa bangga rakyat akan sejarah daerahnya. Selanjutnya akan dapat mendorong masyarakat untuk mencintai daerahnya. Kemudian akan dapat mendorong masyarakat untuk bangga dan ikut serta dalam pembangunan daerahnya di semua bidang. Penetapan hari jadi daerah dapat didasarkan pada pertimbangan, baik dari unsur kesejarahan, unsur kesejahteraan, maupun unsur filosofi. Unsur tersebut seyogianya sebagai unsur-unsur yang saling mengikat dan tidak terpisahkan. Apabila suatu peristiwa sejarah mengandung hanya satu atau dua unsur dari ketiga unsur tersebut, penetapan hari jadi dimaksud tidak akan dapat secara utuh. 

Dari berbagai peristiwa dan keterangan dari membaca sejarah Kapuas akhirnya  dijadikan  sebagai acuan untuk menetapkan hari jadi Kota Kuala Kapuas tanggal 21 Maret 1806. Ini diperkuat berdasarkan atas berdirinya Betang Sungai Pasah pada tahun 1806. Terbentuknya Pemerintah Kabupaten Kapuas sejak Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus 1945 saat kedatangan pasukan Australia yang bertugas melucuti senjata Jepang di bawah pimpinan Kolonel Robson yang ikut membonceng  rombongan orang Belanda dari organisasi bersenjata NICA di bawah pimpinan Mayor Van Assendep. Sebelum pasukan Australia meninggalkan Banjarmasin (24-10-1945) pihak NICA telah menyusun administrasi pemerintahan untuk wilayah Borneo Selatan di bawah pimpinan Residen Abley sampai awal Desember 1945.

(Baca Juga : Berkarakter Melalui Sastra )

Berdasarkan data sejarah yang ada ditempatkanlah seorang pejabat Belanda sebagai pemangku kuasa (gezaghebber) yang dirangkap oleh Komandan Benteng yang bersangkutan,  sehingga kawasan Kapuas-Kahayan tidak lagi berada di bawah pengawasan pemangku kuasa     yang berkedudukan di Marabahan. Di samping itu, ditunjuklah pejabat Temanggung Nicodemus Ambu sebagai Kepala Distrik (districtshoofd). Sementara itu, perkampungan di seberang, yakni di Kampung Hampatung yang menjadi tempat kediaman Kepala Distrik yang pada saat itu bertempat di sekitar Sungai Pasah sejak terbukanya terusan Anjir  (kanal)  serapat  tahun 1861  berangsur-angsur berubah dari permukiman rumah adat Betang menjadi perkampungan perumahan  biasa. Berikutnya bertambah stasi zeding di Barimba pada tahun 1868 disusul  munculnya perkampungan orang Cina di antara Kampung Hampatung dan Barimba serta terbentuknya perkampungan dengan nama Kampung Mambulau di sekitar Kampung Hampatung. 

Sejarah juga mengungkapkan pihak Belanda belum menjamah daerah Kapuas sekalipun instruksi mereka telah disampaikan kepada para pejabat Indonesia yaitu para mantan kepala distrik (guncho) di Kuala Kapuas dan Kuala Kurun untuk melakukan tugas pemerintahan sebagaimana biasa. Untuk pertama kalinya pihak pejabat setempat (hoofd van plaatselijk bestuur) pada masa sebelumnya dijabat oleh seorang Belanda Gezaghebber ataupun kontrolir di tempat yang bersangkutan. Tanggal 17 Desember 1945 pihak Belanda/NICA datang langsung ke Kuala Kapuas dengan melewati perlawanan rakyat oleh Dahlan Karim di sekitar kilometer 10 Anjir Serapat. 

Bertepatan Rabu, 21 Maret 1951 di Kuala Kapuas dilakukan peresmian Kabupaten Kapuas oleh Menteri Dalam Negeri dan sekaligus melantik para anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Sementara yang terdiri dari wakil partai politik dan organisasi non-politik dari Masyumi, Parkindo, PNI, Muhammadiyah, dan lain-lain. Pada saat itu Bupati belum terpilih dan sementara diserahkan kepada Patih Barnstien Baboe selaku Kepala Eksekutif.(syatkmf)

Gusti Mahfuz

Merupakan salah satu kontributor di Multimedia Center Provinsi Kalimantan Tengah.

Berita Lainnya
Berita Terbaru
Radio Corner

Facebook