Jukung Tradisional Sebagai Simbol Kebanggaan dan Warisan Leluhur Kalimantan Tengah

Kontribusi dari Dina Rosa Juni Wulandari, 21 Mei 2024 15:12, Dibaca 1,054 kali.


MMCKalteng - Palangka Raya - Jukung Tradisional merupakan salah satu simbol yang menjadi sebuah kebanggaan dan warisan leluhur yang harus dilestarikan oleh seluruh masyarakat Kalimantan Tengah. Melalui Festival Budaya Isen Mulang (FBIM) 2024, Jukung Tradisional merupakan salah satu perlombaan yang kembali diselenggarakan, tepatnya berada di bawah Jembatan Kahayan Kota Palangka Raya dan diikuti oleh peserta dari berbagai wilayah kabupaten/kota yang digelar selama dua hari pada tanggal 21-22 Mei 2024.

Perlombaan Jukung Tradisonal yang diselenggarakan pada hari pertama merupakan babak penyisihan peserta lomba Jukung Tradisional regu putra dan putri. Lomba ini diikuti oleh 12 regu putera dari kabupaten/ kota dan 10 regu puteri dari kabupaten/ kota se-Kalteng.

(Baca Juga : Buka Acara Storytelling, Ketua Forum PUSPA Kalteng Nunu Andriani Edy Pratowo, Berikan Edukasi Perkawinan Usia Anak)

Koordinator Jukung Tradisional Mahlan saat membuka secara resmi perlombaan Jukung Tradisional berpesan agar para peserta tetap menjaga keamanan dan persatuan agar situasi tetap kondusif.


Ketua tim juri lomba Jukung Tradisional Yanson mengatakan terdapat kesepakatan saat meeting untuk menggabungkan tim putra dan putri pada hari ini sebagai babak penyisihan.

"Karena kemarin hasil kesepakatan kita saat meeting, putra dan putri hari ini babak penyisihan semua serta semi final dan final di esok hari," ungkapnya.


Selain Yanson, adapun lima orang juri lainnya yang menilai lomba Jukung Tradisional, diantaranya Riano, Lampung, Harmadi, Hardelis, dan Wanaplus. Dalam wawancaranya, Yanson menambahkan kriteria penilaian yang disebutkan kepada peserta untuk perlombaan Jukung Tradisional.

"Kriteria dilihat dari kedatangan, jadi contohnya pada hari pertama yang paling cepat, mendahului, itu ada skema nya untuk masuk kemana. Jadi dilihat dari sistem kedatangan tidak ada kriteria lain," tuturnya.

Kemudian, Mahlan pun menambahkan terkait antusias dari masing-masing peserta lomba Jukung Tradisional yang terlihat sangat memuaskan. Mahlan berharap kedepannya lomba Jukung Tradisional agar selalu eksis, karena bertepatan dengan momen Festival Budaya Isen Mulang agar dapat meningkatkan budaya kita sebagai orang Dayak, karena pada jaman dahulu akses jalan hanya melalui sungai, belum ada jalan melalui darat. Sehubungan dengan hal tersebut, maka diangkatlah hasanah-hasanah budaya Kalimantan Tengah agar tidak hilang ditelan jaman.

Adapun maksud dan tujuan diselenggarakannya lomba Jukung Tradional yaitu menggalakkan olahraga dayung sekaligus menumbuhkan kecintaan terhadap olahraga dayung yang berkaitan dengan kondisi geografi Kalimantan Tengah yang dikenal dengan julukan seribu sungai. Selain itu, memberikan tontonan yang bernuansa hiburan serta memuat pesan lestari alam sungai dengan menjaga dan memelihara yang dipadu menjadi satu diantara sekian jumlah sumber hajat hidup orang banyak.(DRJ/Edt:WDY)

Dina Rosa Juni Wulandari

Merupakan salah satu kontributor di Multimedia Center Provinsi Kalimantan Tengah.

Berita Lainnya
Berita Terbaru
Radio Corner

Facebook