Upaya Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah dalam Pengendalian Penyakit Tungro

Kontribusi dari TPHP Prov Kalteng, 28 September 2022 09:00, Dibaca 3,679 kali.


Kondisi pertanaman padi di sentra produksi padi Kabupaten Kapuas, khususnya di kecamatan Tamban Catur, Kecamatan Kapuas Kuala dan Kapuas Timur pada Musim Tanam April-September 2022 (ASEP 20022) sedikit terganggu dikarenakan serangan penyakit Tungro. Penyakit Tungro adalah penyakit virus Padi yang paling penting di Asia tropika. Eksplosi dapat merusak pertanaman dalam suatu areal yang luas dalam waktu yang singkat. Wereng Hijau (Nephotettix sppadalah serangga vector penularan penyakit Tungro.

Gejala Spesifik penyakit Tungro adalah kerdil, terjadi perubahan warna daun menjadi oranye atau kuning terang sampai kuning kecoklatan. Gejala serangan dimulai dari daun bagian bawah yang kemudian berkembang pada daun yang diatasnya. Tanaman menjadi kerdil, jumlah anakan berkurang dan jumlah bulir berkurang. Terjadi pemendekan ruas/buku-buku pada batang padi, sehingga mengakibatkan pertumbuhan daun seperti kipas. Pada daun muda seringkali terdapat bercak-bercak atau mempunyai warna hijau pucat hingga bergaris-garis putih sejajar dengan tulang daun dengan panjang yang berbeda, daun yang menguning bervariasi selama periode pertumbuhan tanaman.  Pada tanaman tua, daun kembali berwarna hijau, meskipun demikian gejala khas perubahan klorotik akan muncul pase singgang dan singgang merupakan sumber inokulum virus Tungro.

(Baca Juga : Mengenal Bela Pengadaan)

Dari pengamatan dilapangan, gejala penularan penyikit virus Tungro ini sudah terdeteksi di bulan April-Mei 2022 ditengarai berasal dari Kabupaten Batola Kalimantan Selatan, dimana kabupaten ini berbatasan langsung dengan  Kecamatan yang terdampak Tungro di Kabupaten Kapuas.    


Kepala Dinas TPHP Prov. Kalteng, Sunarti menyampaikan luas lahan terserang Tungro pada Musim Tanam ASEP yang lalu di Kab. Kapuas seluas 8.646 Ha, yang berhasil dikendalikan seluas 4.512 ha dan Puso seluas 3.134 Ha. Varietas padi yang terserang Tungro pada musim tanam April - September 2022 (ASEP) adalah varietas padi lokal seperti varietas Siam Karang dukuh, varietal Gaul dan varietas Arjuna.

"Serangan penyakit Tungro ini sudah terkendali di bulan Juli 2022, dan sejak bulan Agustus 2022 tidak ada tambahan serangan. Pada saat ini di lahan lokasi terdampak Tungro belum ada pertanaman, petani/kelompok tani sedang mempersiapkan olah lahan untuk musim tanam Oktober - Maret 2022/2023 (OKMAR)," tuturnya.

Lebih lanjut Sunarti didampingi Kepala Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPTPH) menambahkan bahwa dampak serangan penyakit Tungro tidak mengganggu persediaan beras (stok) di Prov. Kalteng,  kenaikan inflasi karena kenaikan harga beras bulan ini bukan semata disebabkan oleh serangan penyakit Tungro, namun lebih disebabkan dampak kenaikan harga BBM sehingga berpengaruh terhadap biaya transportasi angkutan  dan distribusi.

Pada kesempatan terpisah, Sekretaris Daerah Prov. Kalteng Nuryakin ketika melakukan sidak harga kebutuhan pokok dipasar besar, menyatakan, kenaikan harga beras salah satunya preferensi masyarakat terhadap beras karau, kenaikan BBM, jadi tidak semata-mata adanya serangan hama tungro.


Berkaitan dengan dampak serangan penyakit Tungro dan kesiapan menghadapi Musim Tanam Oktober - Maret 2022/2023, Kementerian Pertanian bekerja sama dengan Pemprov. Kalteng melakukan upaya-upaya sebagai berikut : Pertama, mengadakan Bimbingan Teknis (Bimtek) pencegahan dan pengendalian penyakit Tungro yang dilaksanakan pada tanggal 28 September 2022 di Kecamatan Tamban Catur Kabupaten Kapuas. Kegiatan ini dilaksanakan oleh Direktorat Perlindungan Tanaman Dirjen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian bekerjasama dengan Dinas TPHP Prov. Kalteng bertujuan untuk memberikan edukasi tentang pengendalian penyakit Tungro kepada petani/kelompok tani, para Kepala Desa dan Petugas Lapangan Pertanian di lokasi terdampak Tungro, Kedua, menghimbau petani untuk melakukan Eradikasi pembersihan lahan secara serentak dari sisa tanaman yang menjadi sumber inokulum vektor wereng hijau seperti singgang, rumput liar dan tanaman padi yang sudah terserang. Eradikasi dapat dilakukan dengan cara membersihkan lahan secara manual, dapat menggunakan herbisida kontak untuk membantu mematikan tanaman dan rumput liar untuk kemudian dibenamkan sehingga lahan benar-benar bersih dari virus Tungro. 

Ketiga, untuk Musim Tanam OKMAR 2022/2023 ini, petani/kelompoktani melakukan penggantian varietas padi dari varietas lokal menjadi Varietas Unggul Baru (VUB) yang tahan penyakit Tungro seperti Inpari 7, Inpari 8, Inpari 9, Inpari 37, Inpari 38 dan varietas lain yang tahan Tungro. Terkait hal ini, Kementerian Pertanian telah menyediakan bantuan benih unggul tahan Tungro kepada petani/kelompok tani yang lahannya terdampak Tungro serta Memberikan bantuan Agen Pengendali Hayati (APH) Tricoderma dan Plant Growth Promoting Rhizobacteria (PGPR) di lahan persemaian dengan tujuan sebagai bio-protectant atau melindungi tanaman dari organisme pengganggu tanaman (OPT), dan Terakhir membantu memutus rantai inang vektor wereng hijau sebagai penyebab penyakit Tungro. 

(Artikel ditulis Alpan M.Samosir, SP,MMA/Kepala Balai Perlindungan Tanaman Pangan dan Hortikultura - BPTPH Provinsi Kalimantan Tengah)

TPHP Prov Kalteng

Merupakan salah satu kontributor di Multimedia Center Provinsi Kalimantan Tengah.

Berita Lainnya
Berita Terbaru
Radio Corner

Facebook