Kadinkes Prov. Kalteng : Pandemi Global Covid-19 di Kalteng Belum Menunjukan Tanda-Tanda Penurunan

Kontribusi dari Widia Natalia, 12 Juni 2020 16:45, Dibaca 21 kali.


MMCKalteng - Palangka Raya - Pandemi global Covid-19 sampai saat ini belum menunjukkan tanda-tanda penurunan.

Sampai tanggal 11 Juni 2020, total positif Covid-19 di Provinsi Kalimantan Tengah (Prov. Kalteng) berjumlah 550 orang yang menempatkan Kalteng sebagai urutan ke 14 penderita terbanyak.

(Baca Juga : Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Prov. Kalteng Mengadakan Nonton Bareng Film Kartini di XXI Palma)

Disampaikan oleh Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Prov. Kalteng H. Sugianto Sabran melalui Kepala Dinas Kesehatan Prov. Kalteng Suyuti Syamsul yang juga sebagai wakil Ketua Pelaksana Harian Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Prov. Kalteng, bahwa Kota Palangkaraya dan Kabupaten Kapuas menempati urutan pertama dan kedua penyumbang angka positif terbanyak masing-masing 187 orang atau 34% dan 106 orang atau 19%.

Sementara, Pasien Covid-19 yang meninggal dunia berjumlah 29 orang dengan kematian terbanyak terjadi di Kabupaten Kapuas sebanyak 14 orang atau 48% dan Kota Palangkaraya 10 orang atau 34%.

Grafik harian pertambahan pasien postif Covid-19 di Kalteng belum menunjukkan tanda-tanda penurunan. Dari 14 Kabupaten/ Kota, hanya ada 4 kabupaten yang memiliki angka tingkat penularan (RT) dibawah satu yang berarti tingkat penularan secara umum di Kalteng masih sangat tinggi.

Kepala Dinas Kesehatan Prov. Kalteng menyebut, tingginya angka penularan ini menimbulkan masalah pada daya tampung Rumah Sakit (RS)  di seluruh Kalteng. RSUD Doris Sylvanus Palangka Raya beserta perluasannya di Asrama BPSDM Prov. Kalteng, memiliki 196 tempat tidur yang tersedia untuk pasien Covid-19, sampai saat ini hanya tersisa 4 yang kosong.

Suyuti Syansul juga menuturkan, perkiraan dalam 1-2 hari kedepan, RSUD Doris Sylvanus, Palangka Raya akan kehabisan tempat tidur. Disisi lain, RSUD Doris Sylvanus tidak mungkin mengosongkan tempat tidur untuk pasien selain Covid-19. Tingginya pemakaian tempat tidur karena Covid-19 ini memiliki masa perawatan yang sangat panjang.

Lanjut disampaikan oleh Suyuti Syamsul, kalau penyakit lain rata-rata hanya 3-5 hari, Covid-19 rata-rata 25 hari.

"Akhirnya pasien menumpuk karena lambat keluar. Lamanya penyembuhan karena sampai saat ini belum ada obat yang benar-benar tepat untuk terapi pasien. Tidak adanya obat yang pasti menyebabkan angka kematian bagi pasien dengan co-morbid menjadi sangat tinggi`, jelas Suyuti.

"Jika laju infeksi tidak teratasi dengan baik, maka sistem layanan RS di Kalteng khususnya RSUD Doris Sylvanus akan lumpuh akibat penumpukan pasien Covid-19, tumbangnya tenaga kesehatan dan habisnya anggaran. Tidak menutup kemungkinan RSUD Doris Sylvanus meminta sharing biaya ke Kabupaten dan Kota yang warganya dirawat agar bisa memperluas bangsal perawatan, memberikan gaji dan insentif untuk rekruitmen relawan baru serta mendukung biaya operasional", tambahnya.

Agar hal ini tidak sampai terjadi, Wakil Ketua Pelaksana Harian Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Prov. Kalteng menghimbau kepada masyarakat untuk taat pada anjuran Pemerintah yakni patuh terhadap protokol kesehatan seperti menjaga jarak, memakai masker ketika keluar rumah dan rajin cuci tangan.

"Pada saat yang sama, Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota harus melakukan tracing agresif, pemeriksaan massal dan isolasi bagi yang positif. Tanpa upaya tersebut, maka penularan covid-19 akan semakin tidak terkendali", tandas Suyuti Syamsul. (Kadinkes Prov. Kalteng Suyuti Syamsul/Foto:Asep)

Widia Natalia

Merupakan salah satu kontributor di Multimedia Center Provinsi Kalimantan Tengah.

Berita Lainnya
Berita Terbaru
Radio Corner

Facebook