Sistem Berkelompok dalam Pramuka

Kontribusi dari Gusti Mahfuz, 28 Agustus 2019 10:21, Dibaca 2,462 kali.


Kekompakan dan kebersamaan dapat terjalin karena adanya tujuan bersama. Kebersamaan dalam individu dengan individu lain bisa membentuk menjadi sebuah kelompok. Individu dikelompokkan dalam satuan gerak yang dipimpin oleh individu yang di dalam kelompok itu sendiri. Adanya kelompok menjadikan individu-individu tersebut menjadi kuat. Berkenaan dengan hal ini, sistem berkelompok menjadi salah satu metode kepramukaan dari delapan unsur.

Setiap unsur dalam metode kepramukaan memiliki fungsi pendidikan spesifik yang secara bersama-sama dan keseluruhan saling memperkuat dan menunjang tercapainya tujuan pendidikan kepramukaan. Pendidikan kepramukaan adalah proses pendidikan di luar lingkungan sekolah dan di luar lingkungan keluarga dalam bentuk kegiatan menarik, menyenangkan, sehat, teratur, terarah, dan dilakukan di alam terbuka (Kwarda Gerakan Pramuka, 2000). Gerakan kepramukaan merupakan wadah pembinaan dan pengembangan generasi muda melalui berbagai kegiatan yang kreatif dan inovatif menggunakan prinsip dasar metodik kepramukaan yang disesuaikan dengan kebutuhan, situasi dan kondisi masyarakat saat ini.

(Baca Juga : Semangat Kapuas Bisa)


Sistem berkelompok yang baik dapat mencerminkan bahwa kelompok tersebut mampu memberikan kesempatan kepada individu yang ada di dalamnya untuk dapat mengaktualisasikan diri. Komunikasi kelompok dan komunikasi interpersonal dapat terlihat perbedaannya dari tujuan yang ingin dicapai. Jika komunikasi interpersonal tujuan dari individu yang ingin dicapai, sedangkan dalam kelompok adalah keterikatan dan tujuan kelompok yang hendak dicapai.

Kelompok memerlukan komunikasi untuk menunjang kekompakan dalam suatu kelompok. Hal ini disebabkan dalam kelompok akan berbagi informasi, pengalaman, dan pengetahuan dengan anggota lain. Kegiatan berkelompok memberikan kesempatan belajar memimpin dan dipimpin, mengatur dan diatur, berorganisasi, memikul tanggung jawab,serta bekerja dan bekerjasama dalam kerukunan. Kegiatan inipun terkait dengan empat tahap perkembangan kelompok, yakni: forming, storming, norming, dan performing (Umdtot, 1988).

Pertama, forming adalah tahap yang para anggota mulai menempatkan diri berhubungan secara interpersonal. Individu dalam kelompok saling memperhatikan, bersahabat, dan mencoba melihat manfaat serta biaya menjadi anggota kelompok. Kedua, storming  adalah tahap mulai banyak kegiatan dan pembentukan norma, konflik mulai terjadi karena masalah kepemimpinan, tujuan, norma atau perilaku interpersonal. Tetapi konflik bisa tidak akan terjadi jika kelompok dapat bekerja efektif dan mampu mengatasi masalah. Ketiga, norming adalah tahap anggota kelompok belajar bekerjasama, mengembangkan norma, dan kekompakan. Kerjasama dan rasa tanggung jawa berkembang pada tahap ini. Keempat, performing  adalah tahap kerjasama yang efektif dalam menjalankan tugas. Dalam tahap ini beberapa kelompok dapat terus berkembang, ada juga yang kemudian mengalami kemunduran.

Peran anggota kelompok ikut andil memberi masukan-masukan untuk memecahkan sebuah masalah. Peran tersebut memberikan manfaat dalam kelompok, antara lain: saling bertukar informasi antaranggota untuk mencapai tujuan bersama, menambah pengetahuan untuk memecahkan masalah dalam sebuah persoalan yang belum pernah dihadapi, membuat setiap anggota menjadi lebih sigap dalam memecahkan persoalan yang dihadapi sebuah kelompok, mengembangkan mental setiap individu untuk berani mengungkapkan sebuah pendapat dalam kelompok, dan meningkatkan kesadaran setiap anggota untuk tetap bersama dalam menghadapi sebuah masalah. Dengan demikian, kegiatan berkelompok memberi kesempatan berkembang dalam suasana persaudaraan untuk menumbuhkan keinginan menjadi lebih baik.(syatkmf)

Gusti Mahfuz

Merupakan salah satu kontributor di Multimedia Center Provinsi Kalimantan Tengah.

Berita Lainnya
Berita Terbaru
Radio Corner

Facebook