Gerakan Perekat Keluarga

Kontribusi dari Gusti Mahfuz, 09 Juli 2019 14:27, Dibaca 15 kali.


Dukungan keluarga mengacu pada dukungan-dukungan yang dipandang oleh keluarga sebagai sesuatu yang dapat dilakukan untuk keluarga tersebut. Dukungan keluarga sangat bermanfaat dalam pengendalian seseorang terhadap tingkat kecemasan dan dapat pula mengurangi tekanan-tekanan yang ada pada konflik yang terjadi pada dirinya. Dukungan tersebut berupa dorongan, motivasi, empati, ataupun bantuan yang dapat membuat individu yang lainnya merasa lebih tenang dan aman. Dukungan sosial akan semakin diperlukan pada saat seseorang sedang menghadapi suatu masalah, disinilah peran anggota keluarga diperlukan untuk menjalani masa-masa yang sulit (Efendy & Makhfudli, 2009). 

Anggota keluarga potensial dalam memberikan dukungan karena dalam keluarga seyogianya tercipta bimbingan umpan balik, membimbing, dan menengahi pemecahan masalah. Berkenaan dengan hal itu, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) mengampanyekan Gerakan Kembali ke Meja Makan untuk memperkuat jalinan hubungan di dalam keluarga. Gerakan ini sebagai satu dari beberapa kegiatan yang digalakkan dalam momentum Harganas XXVI Tahun 2019. 

(Baca Juga : Pemertahanan Budaya melalui FBIM)


Gerakan Kembali ke Meja Makan menjadi upaya bersama mengingatkan kembali keluarga-keluarga Indonesia akan pentingnya meluangkan waktu untuk berkumpul dan berkomunikasi bersama anggota keluarga. Kembali ke Meja Makan tidak hanya berupa teks, tetapi memiliki simbol. Simbol diartikan sebagai suatu lambang yang digunakan sebagai penyampai pesan dan memiliki makna tertentu. Kata meja makan bukan berarti harus adanya meja makan, melainkan mengandung makna menggunakan kesempatan atau momentum makan untuk berkumpul. 

Kesolidan anggota keluarga akan melahirkan energi positif, sehingga karakter anak-anak bangsa menjadi lebih kuat menyongsong masa depan. Gerakan Kembali ke Meja Makan menjadi upaya bersama untuk mengembalikan kehangatan keluarga dengan meluangkan waktu untuk berkumpul dan bekomunikasi bersama anggota keluarga minimal waktu pada waktu makan. Dengan demikian, keluarga akan kembali berkumpul, berinteraksi, berdaya, saling peduli, dan berbagi, sehingga dapat mendorong orang tua melaksanakan peran dan fungsinya secara optimal sebagai instruktur, pendamping, dan panutan bagi anak-anak, dan anak-anak pun tumbuh secara sehat fisik, sosial, dan psikologinya.


Durasi waktu selama tiga jam melalui gerakan berkumpul bersama keluarga mulai pukul 18.00 WIB sampai 21.00 WIB. Gerakan 18-21 digunakan sebagai gerakan tidak menggunakan gawai dan menonton televisi. Namun, waktu tiga jam ini dimanfaatkan untuk semua anggota keluarga berkumpul, berupa mengaji bersama, makan malam bersama, pendampingan anak-anak belajar dari orang tua, menyimak pengalaman anak, dan berbicara antaranggota keluarga bersama. Dengan perkataan lain, gerakan ini memberi kesempatan keluarga berkumpul sambil makan malam, beribadah, berkomunikasi, dan berinteraksi.

Dukungan keluarga dalam Gerakan Kembali ke Meja Makan dan Gerakan 18-21 sebagai suatu proses hubungan antara keluarga. Keluarga sebagai sumber dan validator indentitas anggota keluarga, diantaranya memberikan dukungan, penghargaan, dan perhatian. Gerakan ini bermanfaat bagi anggota keluarga yang diperoleh dalam keluarganya, sehingga akan tahu bahwa anggota keluarga selalu memperhatikan, mencintai, dan menghargai. Anggota keluarga memandang bahwa keluarga selalu siap memberikan pertolongan dan bantuan. Seluruh anggota keluarga berpartisipasi menyukseskan gerakan tersebut untuk mewujudkan keluarga yang berketahanan dan bermartabat.(syatkmf)

Gusti Mahfuz

Merupakan salah satu kontributor di Multimedia Center Provinsi Kalimantan Tengah.

Berita Lainnya
Berita Terbaru
Radio Corner

Facebook