PCO: Presiden Ingin Ilmuwan Indonesia Berkolaborasi dengan Saintis Dunia

Kontribusi dari Anggelina Rentika Karolina, 07 Agustus 2025 21:02, Dibaca 137 kali.


MMCKalteng - Jakarta, 7 Agustus 2025 - Deputi Bidang Diseminasi dan Media Informasi Kantor Komunikasi Kepresidenan / Presidential Communication Office (PCO) Noudhy Valdryno menekankan pesan Presiden Prabowo Subianto terkait kiprah ilmuwan di Indonesia. Presiden Prabowo ingin ilmuwan Indonesia banyak berkolaborasi dengan saintis dunia.

"Kolaborasi dengan saintis dunia akan semakin menegaskan jalan terang Indonesia Maju," kata Ryno di Jakarta, Kamis (7/8).

(Baca Juga : Rakortek Perumahan Perdesaan, Wamendagri Ribka: Kemendagri Dukung Penuh Program Tiga Juta Rumah)

Ryno juga mengatakan Presiden Prabowo ingin para saintis ini banyak tampil di ruang publik. Presiden Prabowo menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen dalam lima tahun ke depan. Peran saintis diperlukan terutama melalui strategi industrialisasi nasional yang bertumpu pada hilirisasi, penguasaan teknologi, dan penguatan sumber daya manusia (SDM).

"Visi ini sejalan dengan Asta Cita ke-4 yaitu memperkuat pembangunan sumber daya manusia, sains, teknologi, pendidikan, kesehatan, prestasi olahraga, kesetaraan gender, serta penguatan peran perempuan, pemuda, serta penyandang disabilitas," ujar Ryno.

Terkait perhatian Prabowo terhadap perkembangan ilmuwan, Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) menyelenggarakan Konvensi Sains, Teknologi, dan Industri (KSTI) Indonesia 2025. Acara diselenggarakan pada 7-9 Agustus 2025 di Sasana Budaya Ganesa (Sabuga), ITB, Bandung, Jawa Barat.

PCO mengapresiasi penyelenggaraan KSTI 2025. Konvensi ini bisa menjadi wadah untuk mengumpulkan para saintis.

"Konvensi ini merupakan inisiatif Presiden Prabowo untuk mempertemukan dan mengumpulkan para peneliti serta guru besar, khususnya bidang STEM (Sains, Teknologi, Teknik atau Engineering, dan Matematika) untuk menyatukan visi berkontribusi memajukan bangsa dan negara," kata Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek), Brian Yuliarto, saat membuka KSTI 2025.


Mengusung tema "Sains dan Teknologi untuk Pertumbuhan dan Pemerataan Ekonomi", KSTI 2025 menjadi wadah kolaboratif antara dunia akademik, industri, pemerintah, media, dan masyarakat untuk mempercepat transformasi ekonomi Indonesia menjadi industri bernilai tambah tinggi.

KSTI 2025 mendatangkan lebih dari 2 ribu saintis. Brian mengatakan KSTI merupakan ruang strategis untuk mempertemukan kekuatan ilmu pengetahuan, riset, inovasi, daya cipta industri, dan juga ketegasan arah kebijakan negara.

"Sebagai wujud tekad kita bersama menjadikan sains dan teknologi sebagai salah satu senjata perjuangan bangsa," kata dia.

Brian juga mengatakan konvensi ini menjadi spesial. "Rektor melaporkan kepada kami bahwa Prabowo Subianto adalah Presiden aktif menjabat kedua mengunjungi ITB setelah Presiden Soekarno," kata Brian.

Konvensi akan merumuskan peta jalan riset dan inovasi di delapan sektor strategis yang menjadi fokus utama. Meliputi energi; pertahanan; digitalisasi (kecerdasan buatan dan semikonduktor); hilirisasi dan industrialisasi; kesehatan; pangan; maritim; material dan manufaktur maju.

Pemilihan delapan sektor industri prioritas tersebut didasarkan pada kebutuhan strategis untuk mempercepat transformasi ekonomi Indonesia menuju ekonomi berbasis pengetahuan, berkualitas, dan berdaya saing tinggi.

"Melalui pengembangan sektor-sektor ini, Indonesia tidak hanya bertujuan untuk memenuhi kebutuhan domestik, tetapi juga untuk mengambil posisi sebagai pemimpin industri di tingkat global," kata Brian. (Sumber : Kantor Komunikasi Kepresidenan)

Anggelina Rentika Karolina

Merupakan salah satu kontributor di Multimedia Center Provinsi Kalimantan Tengah.

Berita Lainnya
Berita Terbaru
Radio Corner

Facebook