Menjelajahi Pesona Ragam Bahasa Dayak di Kalimantan Tengah

Kontribusi dari Anggelina Rentika Karolina, 31 Juli 2025 14:50, Dibaca 498 kali.

MMCKalteng - Di balik rimbunnya hutan dan alur sungai yang membelah Bumi Tambun Bungai, terhampar kekayaan tak ternilai yang tak kasat mata : ragam bahasa Dayak. Kalimantan Tengah, sebuah provinsi yang kaya akan kebudayaan adalah rumah bagi puluhan sub-suku Dayak dan setiap suku membawa serta dialek serta kosa kata uniknya sendiri. Ini bukan sekadar alat komunikasi, melainkan cerminan identitas, sejarah, dan kearifan lokal yang hidup dan bernapas dalam setiap tutur kata.

Memasuki ranah linguistik Dayak di Kalteng laksana menjelajahi labirin budaya yang memukau. Dari hulu sungai Barito hingga pesisir Selatan, melintasi dataran rendah hingga perbukitan, setiap daerah menyuguhkan logat dan diksi yang khas, membentuk mozaik bahasa yang begitu memesona.

(Baca Juga : Satpol PP Kalteng Fasilitasi Pengantaran Siswa SDIT Darul Istiqomah ke Panti Asuhan, Dukung Pendidikan dan Kepedulian Sosial)

Lebih dari Sekadar Dialek : Bahasa-Bahasa Dayak yang Beragam
Secara umum, bahasa-bahasa Dayak di Kalimantan Tengah dapat dikelompokkan ke dalam beberapa rumpun besar, seperti rumpun Barito (mencakup Dayak Ngaju, Maanyan, Dusun, Bakumpai), rumpun Ot Danum, dan beberapa lainnya. Meskipun berada dalam satu "payung" Dayak, perbedaan di antara mereka bisa sangat signifikan, baik dari segi fonologi, morfologi, hingga leksikon.
Ambil contoh Bahasa Dayak Ngaju, yang merupakan bahasa ibu dari mayoritas masyarakat Dayak di wilayah tengah dan selatan Kalimantan Tengah, termasuk Palangkaraya. Bahasa ini sering dianggap sebagai lingua franca atau bahasa pengantar di antara beberapa sub-suku Dayak lainnya. Namun, bergeser sedikit ke timur, kita akan menemukan Bahasa Dayak Maanyan dengan kekhasannya, atau ke utara dengan Bahasa Dayak Ot Danum yang memiliki struktur dan kosa kata yang lebih berbeda.

Contoh Kosa Kata yang Memikat : Jendela Kearifan Lokal
Untuk merasakan pesona keragaman ini, mari kita intip beberapa kosa kata dan frasa spesifik yang menarik :
"Selamat Pagi" :
Dalam Bahasa Dayak Ngaju : "Tabe Salamat Linguh!" (sering disingkat Tabe Salamat)
Dalam Bahasa Dayak Maanyan : "Suwara Labo!"
Dalam Bahasa Dayak Ot Danum : "Salamat Paagi!" (terdengar lebih dekat ke Bahasa Indonesia, namun dengan intonasi khas)
"Terima Kasih" :
Dalam Bahasa Dayak Ngaju : "Tarima Kasih" atau seringkali "Bara Kasih" (ungkapan tulus yang berarti "dari hati yang mengasihi")
Dalam Bahasa Dayak Maanyan : "Tarima Kasi"
Dalam Bahasa Dayak Ot Danum : "Makasih"
Kosa Kata Khas :
"Bohang" (Dayak Ngaju) : Artinya "teman" atau "sahabat karib". Sering digunakan dalam percakapan akrab.
"Linga" (Dayak Ngaju) : Bisa berarti "jalan" atau "arah".
"Laman" (Dayak Maanyan) : Artinya "rumah" atau "kampung halaman".
"Lewu" (Dayak Ngaju/Ot Danum) : Juga berarti "kampung" atau "permukiman".
"Mihup" (Dayak Ngaju) : Berarti "minum".
Perbedaan ini menunjukkan betapa kayanya khazanah linguistik di Kalimantan Tengah. Setiap kata bukan hanya sekadar bunyi, melainkan membawa makna yang dalam, seringkali terkait erat dengan filosofi hidup, adat istiadat, dan hubungan mereka dengan alam.

Menjaga Bahasa Dayak Agar Tak Pudar
Di era globalisasi, tantangan terbesar adalah menjaga agar linguistik ini tidak pudar. Pengaruh bahasa Indonesia dan bahasa asing yang semakin masif, ditambah dengan minimnya penggunaan bahasa daerah di kalangan generasi muda, menjadi perhatian serius.
Namun, semangat untuk melestarikan tetap menyala. Berbagai upaya, dari pengajaran muatan lokal di sekolah, inisiatif digitalisasi kamus dan aplikasi belajar (seperti yang telah kita bahas sebelumnya), hingga festival budaya, terus digalakkan. Ini adalah komitmen bersama untuk memastikan bahwa ragam bahasa Dayak di Kalimantan Tengah akan terus beresonansi, menjadi jembatan antar-generasi, dan warisan abadi bagi masa depan. (TRA/Edit:ARK)