Sekilas Info
Kontribusi dari Iin Carolina, 12 Februari 2019 06:49, Dibaca 2,177 kali.
MMCKalteng - Kepala Dinas Kesehatan Kota Palangka Raya, Andjar Hari Purnomo, mengatakan selain upaya pemberantasan sarang nyamuk (PSN) yang efektif melalui 3 M, yakni Menguras, Menutup serta Mendaur ulang barang-barang bekas yang dapat menjadi tempat nyamuk berkembang biak, maka fogging menjadi upaya alternatif yang penting pula dilakukan dalam mencegah penularan demam berdarah dengue (DBD).
"Untuk memberantas nyamuk dewasa yang sudah infektif memang perlu dilakukan fogging. Namun ada beberapa hal penting tentang fogging yang perlu diketahui," ungkap Andjar, Senin (11/2/2019).
(Baca Juga : Sejumlah Artis Ibukota Semarakkan HUT Murung Raya)
Dikatakan fogging hanya dilakukan jika ada kasus yang menularkan penyakit DBD disebut nyamuk infektif, artinya nyamuk yang mengandung virus dengue DBD.
"Ya, karena fogging bertujuan hanya untuk memutuskan rantai penularan DBD yang terjadi disuatu tempat. Dimana nyamuk dewasanya dibasmi melalui fogging dan disertai PSN untuk memberantas jentiknya," terang Andjar.
Disisi lain lanjut dia, fogging akan tetap memiliki efek samping, dimana terjadi polusi udara. Hal ini dikarenakan fogging menggunakan insektisida sehingga udara terkontaminasi dengan racun.
"Akan sangat berbahaya untuk pernafasan terutama bagi bayi, balita, lansia, dan ibu hamil, serta mengganggu keseimbangan ekologi, artinya rantai kehidupan terganggu. Sebut saja jika nyamuk punah, maka cicak juga punah karena makanannya tidak ada," urainya.
Dalam bagian lain dijelaskannya, jika nyamuk sudah kebal insektisida, maka tertutup kemungkinan DNA nyamuk sudah berubah dan bisa saja menularkan penyakit baru.
Untuk Kota Palangka Raya itu sendiri lanjut Andjar, dari awal tahun 2019 hingga sekarang telah dilaporkan sebanyak 34 kasus DBD dan telah dilakukan fogging di 18 lokasi.
"Memang kita tidak secara menyeluruh melakukan fogging, karena ada sebagian warga yang tidak bersedia dilakukan fogging dalam rumah. Padahal kita tahu bahwa nyamuk Aedes aegypti hidupnya dalam rumah," ulasnya.
Menurut Andjar, jika dalam pelaksanaan fogging ada nyamuk yang lolos, maka akan menghasilkan telur atau jentik nyamuk yang bisa saja resistensi terhadap insektisida. Selain itu nyamuk yang lolos tersebut dapat kembali menjadi sumber penularan penyakit. (MC Isen Mulang)