Bertoleransi Ciptakan Perdamaian

Kontribusi dari Gusti Mahfuz, 27 Desember 2018 14:23, Dibaca 2,553 kali.


Perdamaian tidak akan dapat dicapai secara instan, tapi diperlukan proses yang berkelanjutan baik dalam proses pendidikan dilingkungan sekolah maupun masyarakat agar semakin tumbuh dan berkembangannya  keharmonisan dan keselarasan hidup. Salahsatu instrumen utama dalam memperkuat perdamaian adalah pendidikan. Sebaliknya, jika tidak ada perdamaian maka kesejahteraan masyarakat dalam bidang ekonomi dan politik juga tidak mungkin tercapai. Ini berarti sikap toleransi, keharmonisan dan kerjasama sosial antar masyarakat merupakan dasar bahkan landasan utama dari perdamaian.  

Bangsa Indonesia dikenal sebagai bangsa yang ramah, penuh toleransi, dan sikap saling menghormati antar penduduknya. Kesadaran toleransi antar unsur yang berbeda dalam masyarakat tercermin dalam Bhinneka Tunggal Ika. Toleransi menjadi salah satu nilai karakter berdasarkan budaya bangsa. Pendidikan mengajarkan kepada generasi masa sekarang dan masa depan untuk lebih memahami arti toleransi demi terciptanya perdamaian. Perdamaian akan menciptakan kehidupan yang sehat, nyaman dan harmonis dalam setiap interaksi antar sesama.

(Baca Juga : Membangun Enam Tingkat Kejujuran )

Toleransi berarti menghormati dan belajar dari orang lain, menghargai perbedaan, menjembatani kesenjangan budaya, menolak stereotip yang tidak adil, sehingga tercapai kesamaan sikap. Toleransi dalam konteks sosial budaya dan agama berarti sikap dan perbuatan yang melarang adanya diskriminasi terhadap kelompok-kelompok yang berbeda. Toleransi adalah kekuatan pemersatu yang tidak bisa dipungkiri keberadaannya, kekuatan spiritualitas yang tidak bisa diabaikan dalam perbedaan melihat perbedaan sebagai keberagaman yang menyatukan.

Perdamaian sebagai harapan yang harus diperjuangkan semua penduduk di Indonesia. Toleransi menjadi pilar perdamaian yang memerlukan tahapan. Tahapan yang mendasar melalui komunikasi. Komunikasi yang efektif dapat dijadikan faktor yang menentukan terciptanya sebuah perdamaian dan harmoninya sebuah tata hubungan antar anggota masyarakat. Hal ini dapat  ditandai dengan adanya intensitas komunikasi antar anggota masyarakat. Misalnya anggota masyarakat dapat menyuarakan dan menyalurkan ide-ide atau gagasan sebagai bagian dari anggota masyarakat. Dengan cara demikian akan memberikan peluang bagi anggota masyarakat untuk berkontribusi secara langsung terhadap perkembangan masyarakat di berbagai bidang. Adanya komunikasi yang efektif yang disampaikan melalui bahasa yang santun dapat membantu memecahkan permasalahan-permasahan yang dihadapi masyarakat. Masalah tersebut akan dapat didiskusikan, dimusyawarahkan, dan diselesaikan secara saksama. Adanya saluran komunikasi yang efektif, maka masalah-masalah yang dihadapi menjadi potensi untuk menghilangkan perpecahan antar anggota masyarakat, terutama pada masyarakat yang heterogin, baik dari aspek sosial, budaya, maupun keyakinan. Oleh karena itu, saluran komunikasi yang efektif sebagai prasyarat utama dalam penciptakan sebuah perdamaian masyarakat menuju kehidupan yang harmoni.

Tujuan pendidikan karakter di Indonesia membentuk bangsa yang tangguh, berakhlak mulia, bermoral, bertoleransi. Toleransi yang dimaksud menghasilkan sebuah kerukunan. Apabila toleransi antar umat beragama dapat terjalin dengan baik dan benar, akan menghasilkan masyarakat yang rukun satu sama lain. Dengan pendidikan toleransi setiap peserta didik selalu dikembangkan sikap tenggang rasa dengan teman, guru, dan orang lain. Selain itu, ditanamkan juga sikap saling pengertian dan tidak saling mencurigai, empati, kerjasama, dan respek terhadap orang lain, adanya saling pengertian dan saling menerima satu sama lain.

Toleransi menjadi salah satu kunci utama dalam memelihara perdamaian dan menjauhi konflik dalam kehidupan bermasyarakat  (Yusuf, 2013). Bibit-bibit perdamaian dan toleransi beragama selalu ditanamkan sejak dini di dalam diri peserta didik. Semua itu bertujuan agar generasi penerus bangsa yang terbentuk mengarahkan pada generasi cinta damai. Karakter yang selalu ditanamkan pada generasi penerus yakni hidup dalam damai dan kepedulian, kesadaran untuk menolak segala bentuk kekerasan dan pelanggaran HAM, kemampuan berbagi dan menghormati. keterbukaan dan komunikasi, serta toleransi akan perbedaan baik etnis, budaya, dan agama. Peran pendidikan dalam menjembatani perdamaian. Perdamaian tidak akan dicapai tanpa adanya sikap toleransi dari semua pihak. Pendidikan karakter toleransi yang ditanamkan akan menumbuhkan para pemuda teladan calon pemimpin yang toleran pembawa perdamaian. Budaya saling mengerti dan menghormati dalam toleransi harus selalu menyala melalui pendidikan. (syatkmf)

Gusti Mahfuz

Merupakan salah satu kontributor di Multimedia Center Provinsi Kalimantan Tengah.

Berita Lainnya
Berita Terbaru
Radio Corner

Facebook