Tanaman Asli Kalteng Bajakah Mendapat Apresiasi Dari Tim Komisi IX DPR RI

Kontribusi dari Widia Natalia, 13 Februari 2020 16:20, Dibaca 10 kali.


MMCKalteng – Palangka Raya – Tim Komisi IX DPR RI beserta mitra dari Kementerian Kesehatan khususnya Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan dan Badan POM, melakukan kunjungan kerja spesifik ke Provinsi Kalimantan Tengah serta Balai Besar POM Palangka Raya, untuk melakukan pengawasan atas fungsi penindakan, intelijen, dan penyidikan dalam hal pengawasan obat dan makanan yang menitikberatkan pada pemanfaatan dan pengawasan obat asli Indonesia di Provinsi Kalimantan Tengah.


Kedatangan Tim Komisi IX DPR RI yang dipimpin langsung oleh Ketua Komisi IX DPR RI Felly Estelita Runtuwene disambut langsung oleh Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Tengah Fahrizal Fitri, Kamis (13/02/2020).

(Baca Juga : Kasus Harian Covid-19 di Kalteng, 21 Mei 2022 : Sembuh 5 Orang, Konfirmasi 1 Orang. Mari Terus Disiplin Prokes)


Gubernur Kalteng dalam sambutan tertulis yang dibacakan oleh Sekda Kalteng menyampaikan, bahwa Kalteng memiliki kekayaan Biodiversitas yang tinggi termasuk didalamnya tumbuhan hutan yang berkhasiat sebagai obat dan digunakan sebagai bahan baku dalam industri obat saat ini. Selain kekayaan Biodiversitas, etnis asli suku Dayak di Kalteng juga memiliki kekayaan pengetahuan Tradisional  dalam hal pengobatan dengan menggunakan berbagai jenis tumbuhan hutan yang ada di Kalteng.


Fahrizal Fitri juga mengatakan, bahwa hal tersebut telah dibuktikan oleh pelajar SMA-2 Palangka Raya pada Bulan Agustus 2019, yang pernah meraih juara dunia atas temuan obat penyembuh kanker dari tanaman Bajakah Tunggal. Namun, hasil penelitian pendahuluan tanaman Bajakah Tunggal sebagai obat kanker yang dilakukan oleh pelajar SMA 2 Palangka Raya, masih perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terkait klasifikasi tanaman karena terdapat 200 jenis/ spesies.


Dalam hal ini Pemprov. Kalteng mendapat dukungan dan perhatian dari Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional (B2P2TOOT) untuk melakukan penelitian identifikasi, uji sitotoksik in vitro ekstrak dan uji fitokimia beberapa sampel Bajakah dan sampai saat ini masih dalam penelitian. Bahan baku tanaman obat Tradisional yang berkhasiat obat untuk menjadi obat harus terlebih dahulu melewati proses terstandar yang panjang yakni uji pra klinik dan uji klinik, tuturnya.


Dikesempatan yang sama, Ketua Komisi IX DPR RI Felly Estelita Runtuwene mengungkapkan, maksud dan tujuan melakukan  kunjungan kerja spesifik ke Kalteng yakni untuk membahas pemanfaatan serta pengawasan obat asli Indonesia, dimana pengawasan tersebut dilakukan bersama seluruh pihak terkait.


Ketua Tim Komisi IX DPR RI dari Fraksi Nasdem Sulawesi Utara kembali mengungkapkan pihaknya menyambut baik atas didirikannya Pusat Pengolahan Obat Tradisional dan Pusat studi obat Tradisional tropis yang perlu mendapat dukungan dari Pemerintah Pusat termasuk didalamnya Kementerian Kesehatan dan BPOM sehingga menjadi motor pengembangan dan pemanfaatan obat asli Indonesia.

Felly Estelita Runtuwene, juga mengutarakan bahwa saat ini angka ketergantungan terhadap bahan baku obat import adalah sebesar 96%. Hal ini menunjukan bahwa industri hilir farmasi belum berkembang. Provinsi Kalteng terpilih dalam tujuan kunker spesifik karena diyakini mempunyai kekayaan alam yang luar biasa dan sudah terbukti dengan viralnya temuan para pelajar SMA-2 Palangka Raya pada Bulan Agustus 2019 tentang tanaman Bajakah yang berpotensi mengobati sel kanker. Kalteng juga diyakini masih banyak menyimpan hal lain yang masih bisa dikembangkan.

Seluruh Tim Komisi IX DPR RI yang melakukan kunker spesifik ke Kalteng, mengharapkan diakhir pertemuan yang akan dilanjutkan dengan peninjauan pusat pengolahan obat Tradisional Kalteng akan mendapatkan informasi dan data yang komprehensif tentang potensi alam di Provinsi Kalteng yang dapat dikembangkan menjadi bahan baku obat.(WN/Asef)

Widia Natalia

Merupakan salah satu kontributor di Multimedia Center Provinsi Kalimantan Tengah.

Berita Lainnya
Berita Terbaru
Radio Corner

Facebook