Pesan Silaturahmi dalam Pawai Gema Takbir

Kontribusi dari Gusti Mahfuz, 13 Agustus 2019 10:07, Dibaca 37 kali.


Saat merayakan kegembiraan dan memohon rahmat dengan menyampaikan rasa syukur karena dapat berkumpul bersama-sama dalam pelaksanaan pawai. Nuansa Pawai Gema Takbir Hari Raya Idul Adha 1440 Hijriah digelar di jalan-jalan dengan melibatkan banyak anggota masyarakat. Kegiatan ini menjadi kegiatan rutin tahunan PHBI Kabupaten Kapuas. Agenda yang sudah dilakukan dari tahun ke tahun dan terus dilaksanakan sampai sekarang. Kegiatan tersebut dilaksanakan dalam rangka untuk silaturahmi agar selalu menjadi satu kesatuan dengan membina rasa kekeluargaan yang kuat.

Peserta yang mengikuti Pawai Gema Takbir sebanyak 2.766 orang atau 124 grup. Tahun 2019 ini ada empat kategori yang diadakan, yaitu kategori pejalan kaki, kategori mobil hias, kategori tosa hias, dan kategori becak hias. Ketika merayakan kegembiraan dengan kreasi kategori yang unik dan spektakuler bertujuan menarik masyarakat untuk menonton. Masyarakat publik yang antusias terhadap tontonan akan senang meluangkan waktu untuk mendatangi keramaian dari suara musik tatabuhan yang mengiringi peserta pawai.

(Baca Juga : Tarian Tradisional Asal Kalimantan Tengah)


Gema takbir dalam pawai itu secara bersama-sama dikumandangkan takbir mengucapkan asma Allah Maha Besar. Media atau saluran komunikasi memiliki kekuatan dan memberi pengaruh kepada masyarakat (Morissan, 2013). Hal yang digambarkan oleh media mampu menciptakan penarikan makna oleh masyarakat terkait dengan isi pesan yang ingin disampaikan oleh peserta pawai. Penggunaan media dalam aktivitas dakwah dapat dipilah dan diolah dengan baik.

Pawai gema takbir sebagai bentuk ekspresi estetis, yakni ungkapan akan perasaan keindahan. Karena itu sebagai ekspresi estetis, hiasan pada mobil hias, tosa hias, dan kategori becak hias menjadi karya yang indah. Semua itu untuk menyalurkan kreativitas dalam bentuk nyata melalui bentuk visual. Karya ini menjadi bagian dari aktualisasi pesan yang ingin disampaikan peserta pawai kepada masyarakat yang menyaksikan. Peserta pawai memiliki tugas sebagai penyalur pesan harus pandai mengolah dan memilah media yang akan digunakan dalam menyampaikan pesan.

Pawai tersebut sarat dengan olesan cipta karya dalam setiap kategori. Peserta pawai mengikuti gerak para inspirator yang berjalan ke depan menelusuri jalan bersama. Masyarakat telah menggunakan jalan sebagai tempat yang dinilai sangat ampuh untuk memperoleh simpati, dukungan, dan apresiasi. Jalanan sebagai tempat peserta pawai menciptakan makna bersatu. masyarakat menemukan ruang bersama yang demokratis, membaur, larut dalam pengalaman pawai bersama.

Jalanan merupakan ruang terbuka dan setiap hari jalanan digunakan sebagai sarana transportasi masyarakat. Jalan yang menjadi rute Pawai Gema Takbir dimulai dari depan Rujab Bupati Kapuas dan berakhir di Masjid Agung Al Mukarram Amanah Kuala Kapuas. Jalanan sebagai tempat pawai akan berulang menjadi pilihan karena efeknya yang sakral mampu menghimpun masyarakat untuk datang berkerumun disamping menjadi apresiator yang interaktif.

Pawai dengan empat kategori diikuti dengan penggunaan kostum yang menarik disertai hiasan-hiasan yang semarak sebagai bentuk olah kreativitas para peserta. Pawai lebih bertujuan menyuarakan hasil kreativitas para peserta. Pawai ini diharapkan mampu menjaga persatuan dan kesatuan serta memotivasi semangat di kalangan generasi penerus untuk menjaga kedaulatan. Adanya pawai gema takbir ini diharapkan dapat semakin mempererat silaturahmi dan menjaga kerukunan antarsesama. (syatkmf)

Gusti Mahfuz

Merupakan salah satu kontributor di Multimedia Center Provinsi Kalimantan Tengah.

Berita Lainnya
Berita Terbaru
Radio Corner

Facebook