Partisipasi untuk Generasi Bersih dan Sehat

Kontribusi dari Gusti Mahfuz, 16 Juli 2019 09:18, Dibaca 5 kali.


Sosialisasi Generasi Bersih dan Sehat (Genbest) terutama untuk percepatan penanggulangan kemiskinan merupakan upaya bersama antara pemerintah dan masyarakat. Penggalangan partisipasi dan kepedulian pemangku kepentingan secara terencana dan terkoordinasi untuk percepatan penanggulangan kemiskinan pada masyarakat. Partisipasi melalui sosialisasi terus dilakukan oleh pemerintah dan diikuti dengan kesadaran akan kewajiban masyarakat untuk selalu menjaga kesehatan.

Berkenaan dengan hal tersebut, Kadis Kominfo Provinsi dan Kabupaten terpilih se-Indonesia mengikuti Rapat Koordinasi Sosialisasi Stunting 2019 oleh Direktorat Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Kominfo yang bekerjasama dengan Kementerian Kesehatan dan Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K). Pada kegiatan tersebut, Dr H Suwarno Muriyat, Plt.Kepala Dinas Kominfo Kabupaten Kapuas, menyampaikan sebanyak sepuluh desa tersebar dalam beberapa Kecamatan se-Kabupaten Kapuas telah ditetapkan TNP2K sebagai sasaran sosialisasi Generasi Bersih dan Sehat (Genbest). Akhir Agustus nanti TNP2K akan berada di Kuala Kapuas. Mereka akan bekerjasama dengan Dinas Kesehatan, Dinas Kominfo, dan sejumlah Dinas maupun lembaga terkait bersama-sama melakukan berbagai kegiatan sebagai upaya penurunan prevalensi stunting di Kabupaten Kapuas. 

(Baca Juga : Kegiatan Sosialisasi Pembinaan Ideologi Pancasila Tahun 2022)

Salah satu gangguan kesehatan yang berdampak pada bayi yaitu stunting atau tubuh pendek akibat kurang gizi kronik. Sosialisasi pencegahan stunting dilakukan dengan upaya mencukupi kebutuhan gizi sejak anak dalam kandungan sampai usia dua tahun. Balita mengalami stunting atau memiliki tinggi badan lebih rendah dari standar usianya. Kekurangan gizi pada balita. seperti kurus, stunting, dan anemia. Balita tidak hanya bertubuh pendek, efek domino pada balita yang mengalami stunting lebih kompleks. Selain persoalan fisik dan perkembangan kognitif, balita stunting juga berpotensi menghadapi persoalan lain. 

Stunting bukan berarti gizi buruk yang ditandai dengan kondisi tubuh anak yang begitu kurus. Yang seringkali terjadi anak yang mengalami stunting tidak terlalu kentara secara fisik. Anak atau balita stunting umumnya terlihat normal dan sehat. Tidak hanya kognitif atau fisik, anak yang mengalami stunting cenderung memiliki sistem metabolisme tubuh yang tidak optimal. Salah satu cara mencegah stunting adalah pemenuhan gizi dan pelayanan kesehatan kepada ibu hamil. Upaya ini sangat diperlukan, mengingat stunting akan berpengaruh terhadap tingkat kecerdasan anak dan status kesehatan pada saat dewasa.

Sosialisasi dengan memanfaatkan media sosial, cetak, elektronik, dan online supaya remaja putri di Kabupaten Kapuas khususnya mendapatkan akses informasi dan edukasi mengenai stunting dan pencegahannya. Semakin dini remaja mengetahui pentingnya menjaga kesehatan dan memenuhi gizi yang seimbang serta memiliki Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) semakin besar kemungkinannya di masa depan mereka akan menjadi orang tua yang melahirkan anak bebas dari stunting. 

Kondisi kesehatan dan gizi ibu sebelum dan saat kehamilan serta setelah persalinan mempengaruhi pertumbuhan janin dan resiko terjadinya stunting. Faktor lainnya pada ibu yang mempengaruhi adalah postur tubuh ibu, jarak kehamilan yang terlalu dekat, ibu yang masih remaja serta asupan nutrisi yang kurang pada saat kehamilan. Pemenuhan gizi yang belum tercukupi, baik sejak dalam kandungan dalam bayi lahir dapat menyebabkan terjadinya berbagai masalah kesehatan, baik pada ibu maupun bayinya. Sosialisasi diadakan untuk peningkatan partisipasi masyarakat dalam penerapan norma-norma sosial yang mendukung perilaku Genbest.(syatkmf)

Gusti Mahfuz

Merupakan salah satu kontributor di Multimedia Center Provinsi Kalimantan Tengah.

Berita Lainnya
Berita Terbaru
Radio Corner

Facebook