Eksplorasi Gerak Tari

Kontribusi dari Gusti Mahfuz, 17 Maret 2019 10:37, Dibaca 40 kali.


Festival Seni Budaya Daerah Tingang Menteng Panunjung Tarung (TMPT) Kabupaten Kapuas menampilkan pertunjukan seni dan budaya Kabupaten Kapuas mendorong semangat patriotisme agar lebih kreatif dalam meningkatkan eksistensi budaya. Tari daerah sebagai satu rangkaian kegiatan lomba dalam TMPT. Tari Daerah Pedalaman menampilkan gerak tari yang memiliki ciri khas atau keunikan geraknya masing-masing. Gerak dalam tarian dapat diperoleh melalui eksplorasi atau penjelajahan. Eksplorasi gerak dilakukan dengan cara proses berpikir, berimajinasi, merasakan, dan merespon suatu objek yang diperoleh melalui panca indera. Objek ini bentuknya bisa berupa benda, alam, suara dan rasa.

Fungsi tarian di Indonesia dapat dibagi menjadi tiga, yakni tari sebagai sarana upacara, tari sebagai sarana hiburan, tari sebagai sarana pertunjukan atau tontonan, dan tari sebagai media pendidikan. Gerak dalam tari mengandung tenaga atau energi yang dikeluarkan dan mencakup ruang dan waktu. Gerak menjadi sebuah aktivitas yang dilakukan manusia di dalam kehidupan. Artinya, dalam gerak dapat mengungkapkan segala perasaan dan akan nampak pada perubahan-perubahan yang dimuculkan melalui gerakan anggota tubuh. Gerak berasal dari pengolahan hasil dari perubahan dan akan melahirkan dua jenis gerak yaitu gerak murni dan gerak maknawi yang dirangkai menjadi sebuah tarian.

(Baca Juga : Berkat Investasi)

Tari sebagai ekspresi jiwa dan di dalam tari berisi tujuan atau maksud tertentu. Maksud yang tampak jelas dan dapat dirasakan oleh penari dan penonton. Simbol gerak yang dapat dimengerti atau abstrak yang sukar untuk dapat dimengerti, tetapi terus dapat dirasakan keindahannya. Nilai estetis dalam gerak tari perwujudan kemampuan dari gerak tersebut untuk menimbulkan suatu pengalaman estetis. Pengalaman estetika dari seorang penari dalam melakukan gerak harus dilihat dalam kualitas gerak yang dilakukannya. Setiap gerak tarian memiliki nilai estetis yang dapat diuraikan dan dijelaskan secara cermat.

Hal yang dapat dipahami dalam mengamati karya tari adalah adanya faktor subjektif dan objektif. Karya tari ini estetis karena adanya sifat yang melekat pada benda dan tidak terkait dengan orang yang mengamati. Selain itu, juga dikatakan bahwa munculnya estetis itu karena adanya tanggapan perasaan dari penonton. Estetis itu timbul karena proses hubungan antara karya tari dan alam pikiran seseorang yang mengamati. Setiap gerak memiliki keunikannya dan tidak bisa terlepas dari pengaruh kebudayaan yang ada pada daerah itu sendiri, seperti halnya tari Pedalaman. Selaras dengan pendapat Sekarningsih dan Hany (2006) tari tradisional adalah tari yang telah mengalami satuan perjalanan hidup yang cukup lama dan memiliki nilai-nilai masa lampau yang mempunyai hubungan ritual.

Genre dalam suatu daerah memiliki pengaruh besar dalam menilai nilai estetis suatu gerak tari. Untuk mencapai kualitas kepenarian yang bagus, seorang penari dituntut penguasaan aspek wiraga, wirama, dan wirasa. Berkaitan dengan upaya untuk menjadikan tari sebagai media untuk membentuk jati diri. Aspek tersebut dapat diuraikan sebagai media untuk membentuk karakter karena makna di balik sebuah tarian merupakan pendidikan batin yang tertuju pada kehalusan jiwa. Pendidikan batin yang dimaksud kehalusan budi pekerti. Hal ini dipaparkan Hidayat (2005) tari tradisional dapat dipahami sebagai sebuah tata cara yang berlaku di sebuah lingkungan etnik tertentu yang bersifat turun-temurun. Keberadaan seni tari dan perkembangan seni ini selalu terikat adat dan norma-norma dari lingkungan. Tari juga salah satu cabang seni yang dalam ungkapannya menggunakan bahasa gerak tubuh. Tari dapat diimplementasikan sebagai media untuk menanamkan nilai-nilai edukatif. Pengalaman dalam lomba tari Pedalaman dapat memberikan manfaat secara pribadi, sosial, kebudayaan, maupun kreativitas.(syatkmf)

Gusti Mahfuz

Merupakan salah satu kontributor di Multimedia Center Provinsi Kalimantan Tengah.

Berita Lainnya
Berita Terbaru
Radio Corner

Facebook