Program Magang Guru SD se-Kobar di SKHN 1 Pangkalan Bun Dukung Penguatan Sekolah Inklusi di Kalteng

Kontribusi dari Dinas Pendidikan Prov. Kalteng, 17 Oktober 2025 14:44, Dibaca 103 kali.


MMCKalteng - Pangkalan Bun – Komitmen meningkatkan kualitas pendidikan inklusi di Kalimantan Tengah terus ditunjukkan oleh Sekolah Khusus Negeri (SKHN) 1 Pangkalan Bun. Sekolah ini menjadi tuan rumah pelaksanaan Program Magang Guru SD se-Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) angkatan pertama yang resmi dimulai pekan ini. Jumat (17/10/2025).

‎Kepala SKHN 1 Pangkalan Bun, Dwi Haryono, menyampaikan bahwa kegiatan magang perdana ini diikuti oleh 10 guru SD dari berbagai sekolah di Kobar. Ia menuturkan, pelaksanaan program berjalan lancar dan penuh antusiasme.

(Baca Juga : Dinkes Prov. Kalteng Gelar Temu Kader TBC Dalam Rangka Peringatan HTBS)

‎“Alhamdulillah, 10 peserta angkatan pertama program magang guru SD se-Kobar berjalan lancar dan luar biasa. Para peserta sangat antusias belajar sesuai kelas dan karakteristik Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) yang ada di sekolah mereka masing-masing,” ungkap Dwi Haryono.

‎Program magang ini dirancang untuk membekali para guru SD agar lebih siap melayani siswa berkebutuhan khusus di sekolah inklusi. Melalui kegiatan ini, peserta tidak hanya memperoleh teori, tetapi juga praktik langsung di kelas bersama siswa-siswa ABK di SKHN 1 Pangkalan Bun‎

‎Selama program berlangsung, peserta magang menjalani serangkaian kegiatan intensif. Pada tahap awal, para guru melakukan observasi, menerima modul, serta ditetapkan jadwal dan guru pamong pendamping.

‎“Setiap peserta mendapat dua kelas berbeda setiap minggunya. Dua hari digunakan untuk observasi, wawancara, dan mendampingi guru kelas, lalu tiga hari berikutnya praktik mengajar. Setelah dua minggu, mereka melakukan presentasi dan evaluasi atas hasil magangnya,” jelasnya.

Dwi menambahkan, kegiatan ini diharapkan mampu memperkuat kapasitas sekolah-sekolah inklusi di seluruh Kalimantan Tengah agar lebih siap melayani kebutuhan pendidikan ABK. ‎ ‎“Kami ingin agar sekolah inklusi benar-benar bisa melayani anak-anak berkebutuhan khusus sesuai kebutuhan mereka. Idealnya, program ini bisa dilaksanakan di setiap kabupaten untuk meringankan beban guru inklusi yang masih banyak belum siap menghadapi keberadaan ABK di sekolahnya,” tutur Dwi. ‎

‎SKHN 1 Pangkalan Bun sendiri telah menjalin kerja sama (MoU) selama lima tahun dengan Dinas Pendidikan Kabupaten Kobar yang mencakup kegiatan pelatihan, magang, dan pendampingan guru di semua jenjang (TK PAUD, SD, SMP maupun SKB) penyelenggara pendidikan dibawah disdik Kabupaten. ‎ ‎“Kami berharap ke depan semua SKH bisa mengikuti langkah yang sama di kabupaten masing-masing,” harapnya. ‎ ‎Menutup pernyataannya, Dwi Haryono berpesan agar sekolah-sekolah khusus di Kalimantan Tengah berani mengambil peran lebih besar dalam memperjuangkan pendidikan inklusif. ‎ ‎“Kalau bukan kita siapa lagi, kalau tidak sekarang kapan lagi. SKH sudah seharusnya menjadi pusat sumber dan ujung tombak perjuangan pendidikan ABK di Kalteng. Suka tidak suka, kita harus berusaha memenuhi takdir itu,” ujarnya sambil tersenyum. (Disdik/Rzn) Edt: EK

Dinas Pendidikan Prov. Kalteng

Merupakan salah satu kontributor di Multimedia Center Provinsi Kalimantan Tengah.

Berita Lainnya
Berita Terbaru
Radio Corner

Facebook