Kobar Komitmen Dibidang Kesehatan dan Kebersihan

Kontribusi dari Muhammad Agusta Wijaya, 09 Mei 2018 16:04, Dibaca 3 kali.


PANGKALAN BUN - Meskipun konsen dalam membenahi infrastruktur, utamanya akses dari pinggiran kota dan sarana prasarana lainnya Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) dibawah kepemimpinan Hj Nurhidayah - Ahmadi Riansyah juga konsen dalam bidang kesehatan. Sehingga derajat kesehatan masyarakat diharapkan semakin meningkat. Beragam upaya telah dilakukan dan terbukti dalam bidang kesehatan Kabupaten Kobar memiliki sejumlah kelebihan dibanding kabupaten lain. Keunggulan itu diantaranya Rumah Sakit Umum Daerah Sultan Imanuddin (RSSI) Pangkalan Bun merupakan satu-satunya rumah sakit dan pertama kali di Kalimantan Tengah (Kalteng) yang meraih predikat paripurna bintang lima.

Bupati Kobar Hj Nurhidayah mengatakan masyarakat Kobar tidak perlu lagi berobat keluar daerah ketika mengalami sakit. Karena sekarang fasilitas kesehatan di Kabupaten Kobar sudah sangat memadai. Selama ini warga Kobar lebih memilih keluar daerah ketika ingin berobat tetapi sekarang tidak perlu lagi sebab rumah sakit kebanggaan warga Kobar ini sudah mendapatkan predikat paripurna bintang lima, terbaik se Kalteng. ”Jadi kita harus berbangga dan memanfaatkannya,” jelas Bupati.

(Baca Juga : Wabup Kembali Ingatkan Visi dan Misi )

Saat ini RSSI sudah memiliki dua ruang operasi yang menggunakan sistem terintegrasi. Bertahap Pemkab Kobar akan memenuhi kekurangan sarana prasarana serta tenaga medis yang dibutuhkan rumah sakit. Selain itu pada tahun 2019 mendatang RSSI juga akan membangun gedung baru dengan lima lantai yang diperuntukkan ruangan khusus kelas III dengan anggaran dari pusat. 

Kembali dibeberkan Bupati, bahwa akreditasi RSSI Pangkalan Bun memang sudah keharusan, setiap satu tahun sekali akan dilakukan re-akreditasi. Pasalnya tahun 2018 ini re-akreditasi akan lebih berat, sebab akreditasi pada tahun ini bukan lagi versi tahun 2012. Tantangan kedepan semakin berat, karena apa yang diupayakan jajaran RSSI Pangkalan Bun dalam meraih akreditasi cukup berat. Hal ini berkat hasil birokrasi yang cukup baik dan tentunya Pemkab Kobar terus mendorong, terutama untuk birokrasi kesehatan yang optimal.

Sementara itu Plt Direktur RSSI Pangkalan Bun, Akhmad Faozan mengatakan. perjuangan untuk mendapatkan akreditasi ini mulai tahun 2013, berkat seluruh perjuangan petugas dan dukungan Pemkab Kobar dibawah kepemimpinan Hj Nurhidayah akhirnya membuahkan hasil maksimal.

“Kami akan terus mendukung RSSI kebanggaan menjadi rumah sakit regional terbaik di Kalteng,” kata Faozan.

Selain predikat paripurna bintang lima, RSSI juga telah mampu naik kelas, pihaknya telah berupaya meningkatkan dari segi pelayanan dan manajemen, pasalnya RSSI Pangkalan Bun sudah menjadi Kelas B sejak Oktober 2017 dan menjadi RSUD rujukan di regional wilayah Kalteng bagian barat.

“Pada 22 - 24 Maret 2018 dalam rangka launching IGD baru juga mengadakan operasi bibir sumbing gratis bagi tiga Kabupaten, Kobar, Lamandau dan Sukamara,” ungkap Faozan.

Ruang IGD tersebut juga terlihat berdiri megah sehingga membuat RSSI semakin dipercaya masyarakat. Menurut Faozan dengan mendapatkan akreditasi paripurna dan naik kelas menjadi tipe B ini tentunya petugas dan jajaran RSSI Pangkalan Bun harus lebih baik lagi dalam melayani masyarakat. Tentunya sarana dan prasarana harus ditambah dalam rangka melengkapi kekurangan yang ada.

Masih dibidang kesehatan selain meningkatkan kualitas RSSI, Pemkab Kobar juga konsen dalam upaya meraih akreditasi ditingkat Puskesmas. Akreditasi fasilitas pelayanan kesehatan dasar milik pemerintah dan swasta merupakan salah satu arah kebijakan peningkatan akses pelayanan kesehatan dasar yang berkualitas dalam RPJMN Tahun 2015 - 2019. Hal tersebut tertuang dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 46 Tahun 2015 tentang Akreditasi Puskesmas, Klinik Pratama, Tempat Praktek Mandiri Dokter dan Tempat Praktek Mandiri Dokter Gigi.

Ditahun 2019 mendatang Pemkab Kobar menargetkan semua pusksesmas sudah mampu terakreditasi, meningkatkan pemerataan dan mutu pelayanan kesehatan dimana kecamatan memiliki minimal satu puskesmas yang tersertifikasi akreditasi. Mutu pelayanan kesehatan adalah kinerja yang menunjuk pada tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan, yang disatu pihak dapat menimbulkan kepuasan pada setiap pasien sesuai dengan tingkat kepuasan rata-rata penduduk, serta dipihak lain tata cara penyelenggaraannya sesuai dengan standar dan kode etik profesi yang telah ditetapkan.

Dalam hal akreditasi, Kabupaten Kobar saat ini juga menjadi rujukan perihal akreditasi Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) bagi kabupaten lain di Kalimantan Tengah. Hal ini juga menjadi salah satu keunggulan Kabupaten berjuluk Marunting Batu Aji. Hal ini menyusul setelah adanya sejumlah puskesmas yang sudah mampu meraih akreditasi tingkat utama dan paripurna. 

Kepala Dinas Kesehatan Kobar, drg. Ratna Soeryandari melalui Bidang Pelayanan Kesehatan Dinkes Kobar dr. Fachrudin mengungkapkan,  dengan keberhasilan akreditasi tersebut pihaknya tidak lantas menutup diri. Pihaknya merasa memiliki kewajiban untuk saling berbagi pengetahuan terkait program akreditasi puskesmas tersebut. 

”Kita tidak bisa diam, kalau sudah dapat (akreditasi) ya harus berbagi. Berbagi yang dimaksud adalah saling memberikan dukungan dengan pelatihan dan bimbingan untuk puskesmas lain di luar Kabupaten Kobar,” ujarnya. 

Ia menjelaskan, sudah ada beberapa kabupaten yang mereka datangi untuk menjadi pembimbing guna pelaksanaan proses akreditasi puskesmas di sejumlah kabupaten di Kalteng.

Gelorakan Program Jum’at Bersih

Masih Sejalan dengan bidang kesehatan, Pemkab Kobar dibawah komando Hj Nurhidayah juga telah menggebrak dan menyemangatkan kembali kegiatan jumat bersih. Sejumlah penjuru Kabupaten Kobar sejak dipimpin oleh Bupati perempuan ini tidak luput dari sentuhan tangan-tangan untuk membersihkan lingkungannya. Karena ada korelasi antara kebersihan dan kesehatan masyarakatnya. Banyak manfaat atas kembali digalakkannya kegiatan jumat bersih tersebut antara lain menumbuhkan rasa kepedulian seluruh masyarakat terhadap kebersihan lingkungan, selain itu juga bisa terjalinnya silaturahmi dan tidak kalah pentingnya adalah berimbas pada kesehatan masyarakat.

”Ketika lingkungan bersih, sehat, masyarakat juga nyaman sehingga bisa terhindar dari gangguan penyakit,” jelas Nurhidayah.

Ia menegaskan, untuk menciptakan Kobar yang bersih dan bebas dari sampah ini, perlu gerakan bersama dengan melibatkan seluruh masyarakat. Salah satunya dengan gerakan Jum’at bersih. Melalui kegiatan ini Bupati telah membagun kesadaran masyarakat untuk peduli terhadap lingkungannya masing-masing.

Dengan gerakan Jum’at bersih  yang dilakukan secara rutin oleh masyarakat itu, diharapkan bisa menciptakan Kobar bebas  dari sampah. Karena menurut Nurhidayah, sampah merupakan persoalan klasik yang ditimbulkan oleh masyarakat sendiri, sehingga untuk membersihkan sampah bukan tugas dari pasukan kuning saja, tapi dari masyarakat sendiri harus ikut membersihkan lingkungan masing-masing.

"Kegiatan Jum’at bersih ini merupakan salah satu program kerja Bupati dan Wakil Bupati. Sehingga ini perlu didukung oleh masyarakat. Karena program ini untuk kebaikan seluruh masyarakat," jelasnya. 

Kemudian tambah Nurhidayah, gerakan Jum’at bersih ini untuk menumbuhkan semangat gotong royong di tengah masyarakat yang saat ini mulai memudar. Diharapkannya, dengan mengaktifkan kegiatan Jum’at bersih, ke depan masyarakat bisa saling bahu membahu dalam membersihkan lingkungan.

"Kita telah membuat gerakan ini hingga ke kampung-kampung. Termasuk sasaran yang sudah dilaksanakan yakni bantaran Sungai Arut. Jadi, yang kita lakukan ini untuk menumbuhkan semangat gotong royong dan kepedulian terhadap lingkungan, agar bisa ditingkatkan," pungkasnya. (Humas Diskominfo/Sam)

Advertorial Kebijakan Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Barat, Terbit di Radar Sampit, 7 Mei 2018.

Muhammad Agusta Wijaya

Merupakan salah satu kontributor di Multimedia Center Provinsi Kalimantan Tengah.

Berita Lainnya
Berita Terbaru
Radio Corner

Facebook